Mohon tunggu...
Yoel Ade Prasetyo
Yoel Ade Prasetyo Mohon Tunggu... Rohaniawan -

Pemerhati perkembangan dan pertumbuhan anak, dengan keterbatasan yang dimiliki dapat menjadi saluran berkat bagi anak-anak serta melayani kerohanian mereka.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jokowi Sang Negosiator

2 Januari 2016   18:16 Diperbarui: 2 Januari 2016   18:45 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu hari saya sedang duduk  untuk menikmati makanan yang telah saya pesan di sebuah restoran cepat saji yang ada di Surabaya. Saat itu memang sudah usai jam makan malam namun restoran ini tetap banyak yang mengunjunginya. Tentunya banyak hal yang menjadi alasan mengapa orang datang ke restoran ini. Selain bertujuan untuk makan ternyata ada alasan lain yang membuat orang datang ke restoran ini Ada yang datang sekedar nongkrong bersama dengan temannya, ada pula yang hanya memfaatkan wifi gratis yang disediakan oleh restoran ini. Yang menarik pada malam itu disebelah meja tempat saya duduk ada 3 orang sedang berbincang mengenai bisnis mereka, rupanya mereka sedang bernegosiasi tentang proyek yang akan dikerjakan. Bila saya dengar pembicaraan mereka dari meja saya rupanya mereka ini ada yang ahli dalam mengungkapkan produk yang  ditawarkan. Namun yang lebih menarik saat mereka bernegoisasi waktunya tidak lama kurang lebih 25 menitan. Sejenak saya berpikir ternyata bernegoisasi itu amat penting.

Tanpa disadari, hampir setiap hari kita melatih diri untuk melakukan negosiasi. Misalnya saat kita mau berlibur ketempat yang kita inginkan, kita berusaha merayu pasangan kita agar mendapat dukungan bahkan ia mau ikut berlibur ketempat tujuan kita. Tentunya kita akan mengungkapkan berbagai alasan agar pasangan kita mau mendukung rencana kita. Setelah tentunya kita harus bernegosiasi tentang paket berlibur yang akan diambil, supaya kita mendapatkan pelayanan yang baik saat berlibur, mendapat cashback yang banyak maupun bonus-bonus lainnya saat berlibur.

Saya sering kali bertemu dengan orang yang kurang percaya diri jika harus melakukan negosiasi didalam pekerjaanya. Kurang percaya diri saat menawarkan produk. Kurang percaya diri saat mengungkapkan pendapat yang mungkin brilian. Hal hal tersebut sering saya jumpai di teman-teman muda yang saya damping. Waktu mereka saya tanya mengapa kamu gak percaya diri tadi. Alasannya amat sederhana, merasa tidak cakap berbicara kepada orang lain. Jika melihat contoh diatas bukankah gak perlu pandai berbicara untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, justru hal awal yang harus kita miliki adalah keberanian untuk bernegosiasi.

Di dalam banyak hal dan kegiatan hidup kita membutuhkan negosiasi yang baik. Namun, jika ditanya apa tujuan untuk  bernegosiasi, kira-kira kita mau menjawab bagaimana? Apakah supaya orang lain mengikuti kehendak kita? Jika itu tujuan yang ingin kita capai  pada dasarnya kita sedang memaksa orang lain bukan bernegosiasi. Atau apakah keduabelah pihak bisa mendapat keadilan.Kwik. jika demikian bukan negosiasi namun persidangan lah yang kita butuhkan.

[caption caption="diambil dari fresh consultan"][/caption]

Itulah kenyataannya bahwa orang sering kali memiliki tujuan yang salah dalam” bernegosiasi”. Sering kali dalam bernegosiasi kita memiliki kecenderungan ingin menang sendiri. Sebenarnya apa sih yang hendak kita inginkan dalam bernegosiasi? Tak lain adalah kesepakatan. Jika kita tak mau sepakat hannya ingin menangnya sendiri , lebih baik bila tak bernegosiasi. Kesepakatan dalam bernegosiasi kadang harus merelakan sebagian hak atau milik kita demi kepentingan bersama itulah negosiasi yang sejati.

Dalam salah satu seni berperang yang digagas oleh Sun Tzu, menyatakan bahwa kemenangan terbesar bukanlah seberapa banyak kita membinasakan musuh namun musuh secara sukarela tunduk  dan bergabung dengan kita. Asal menang saja tidaklah cukup. Demikian juga saat kita bernegosiasi , kita harus cakap dalam bernegosiasi. Kesepakatanlah yang membuat kedua belah pihak merasa menang. Jokowi adalah salah satu negosiator yang cakap. Saat dia bernegosiasi yang ia lakukan aman cantik. Salah satu contoh saat ini jadi walikota ia berhasil merelokasi PKL yang sudah puluhan tahun menetap ke sebuah tempat yang baru yang disediakan oleh pemkot.

Bukannnya dengan paksaan ataupun kekerasan tapi dengan cara yang sederhana mengundang para PKL untuk makan siang di balaikota. Beberapa kali mengundang para PKL makan siang lalu Ia ungkapkan maksud dan keinginan hatinya menata kota. Akhirnya kesepakatan berjalan mulus.Tentunya banyak kisah yang telah dilakukan oleh Jokowi hingga saat ini amatilah dan ambilah cara dia bernegosiasi dengan rakyatnya dengan cara-cara yang sederhana. Jadi beranikan dirimu bernegosiasi ingatlah “Jangan seorangpun menganggap engkau rendah   karena engkau muda. Jadilah teladan bagi semua orang , dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu  dan dalam kesucianmu.”

 

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun