Mohon tunggu...
Yocta Nur Rahman
Yocta Nur Rahman Mohon Tunggu... -

tetap mahasiswa ('09) Educational Psychology and Guidance of Yogyakarta State University, Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berbuka dengan Gempa

21 Agustus 2010   13:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:49 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pengen banget setelah dikagetkan gempa barusan meng-up date akun saya disini. Tapi karena terbentur kewajiban sholat ‘isya dan tarawih akhirnya saya tangguhkan keinginan saya untuk segera menulis.

Bagi warga yogyakarta sendiri dan saya sebagai pendatang tentu mau tidak mau mengngatkan kembali pada kejadian yang hampir 4 tahun lalu sempat mempanikan lahir batin. Dan kali ini di puasa ramadhan ini memori buruk itu seakan terpanggil kembali.

Setidaknya trauma itu yang menjadi main topik sepanjang pembicaraan orang-orang di masjid tadi. Saat perjalanan ke masjid tadi masih sempat terasa bagaimana lemesnya kaki ini untuk digerakkan juga degupan jantung yang tak henti-hentinya makin mengencang genjotannya.

Nenek saya mengeluh pusing seketika, mungkin karena pengaruh darahnya entah bagaimana menjelaskannya yang juga ikut kacau akibat guncangan barusan.

Kabar antar hate yang kami terima isunya ada potensi stunami, tapi hingga saat ini potensi tersebut tak berlanjut untungnya. 5 sr memang mengagetkan sekalipun hanya sekian detik.

Yang aneh, selama sholat 4 rakaat untuk isya, 8 rakaat untuk tarawih, dan 3 untuk witir benar-benar tidak setenang biasanya. Tentu saja karena guncangan gempa barusan. Berkali-kali menarik nafas, berulang-ulang juga mencoba menenangkan diri saat sholat. Mau tidak mau saya mengakui jika memang sholat kali ini tidak khusuk.

Yang membuat saya tak habis pikir, sore tadi saya habis baca-baca artikel tentang “Kiamat Sudah Dekat”. Tulisan seorang ustad di surat kabar daerah jawa tengah, gak tau nya malamnya harus di kagetkan dengan gempa beneran.

Huft, semoga saja ini jadi yang terakhir. Kasihan juga trauma 4 tahun yang lalu hingga saat ini masih jadi cerita yang belum hilang begitu saja. Tidak perlu kan harus saya sebutkan detail berita mengenai gempanyanya. Ini kan cerita bukan berita. Selamat berpuasa!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun