Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

DNA Eropa dari Liga Aki-Aki

3 November 2022   07:59 Diperbarui: 3 November 2022   08:02 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olivier Giroud mencetak brace ke gawang Salzburg (AP Photo via bola.net)

Diantara banyak pertandingan Liga Champions semalam, jelas saya memilih untuk menonton pertandingan grup E antara AC Milan melawan RB Salzburg. Selain faktor subyektif karena saya suka Milan, partai ini adalah partai hidup mati dimana siapa yang menang maka dia yang akan lolos ke fase knockout Liga Champions.

Milan diuntungkan dengan tampil di kandang sendiri, Stadion San Siro dan hanya butuh hasil draw untuk bisa lolos. Namun, terpeleset dan kalah maka mereka harus rela menemani Barcelona dan Juventus di Liga Eropa.

Melihat susunan pemain Milan saya sudah langsung mengernyitkan dahi, Rade Krunic dipasang sebagai starter mengisi posisi gelandang serang atau posisi nomor sepuluh di belakang penyerang tengah. Padahal, Pioli masih punya Brahim Diaz (yang memang kemarin habis cedera), pun masih ada Charles de Ketelaere tapi memlilih memainkan Krunic Oh, yes...

Sebel bener saya sama Pioli ini.

Rade Krunic ini oleh sebagian fans Milan mendapat gelar Lord karena dianggap sebagai kesayangan Pioli karena sering memainkannya meski sering membuat kesalahan. Dan posisi bermainnya bisa dimana saja, bisa sebagai gelandang bertahan, gelandang serang, penyerang sayap bahkan striker.

Dengan opsi pilihan pemain Milan yang saat ini sudah lebih baik dari musim-musim kemarin, maka menjadikan Krunic sebagai starter di laga hidup mati dan berposisi sebagai pemain nomor sepuluh jelas membuat saya misuh-misuh.

Tapi eh tapi, walau di babak pertama tidak terlalu terlihat, saat babak kedua baru berjalan semenit sang Lord Raden Krunic sudah mencetak gol. Memanfaatkan umpan sundulan Olivier Giroud setelah menerima crossing Ante Rebic dari sisi kiri pertahanan Salzburg, Krunic melesakkan bola ke gawang dengan sundulan kepalanya dan membuat skor jadi 2-0. Yah, mungkin Pioli sebagai pelatih mempertimbangkan banyak hal saat memutuskan memainkan Krunic. Mungkin ia tahu ini hari baiknya Krunic sehingga tanpa ragu ia membuatnya jadi starter dan bikin gol pula.

Pertandingan sendiri berakhir dengan skor 4-0 untuk kemenangan Milan. Olivier Giroud mencetak gol pertama melalui sundulan memanfaatkan corner dari Sandro Tonali di babak pertama. Di awal babak kedua gol Krunic membuat skor jadi 2-0.

Gol ketiga Milan dilesakkan kembali oleh Giroud memanfaatkan kemelut di depan gawang Salzburg. Rafael Leao dari sisi kiri mencoba mencari ruang tembak lalu terus masuk ke tengah melingkari kotak penalti sampai pindah ke sisi kanan atau sisi kiri pertahanan Salzburg. Saya kembali misuh-misuh, ngapain ini si Leao berlari dari ujung ke ujung. Tidak menemukan ruang tembak akhirnya Leao melepas umpan mendatar ke jantung pertahanan Salzburg, yang diantisipasi dengan kurang baik oleh para bek Salzburg, tanpa ampun Giroud melesakkan gol keduanya, 3-0 untuk Milan. Horee...

Gol keempat dicetak oleh pemain pengganti, Junior Messias melalui serangan balik dari sisi kiri pertahanan Salzburg setelah mendapat umpan dari Olivier Giroud yang menjadi man of the match di pertandingan ini.

AC MIlan menang secara meyakinkan dengan skor 4-0 dan berhak lolos ke fase knockout Liga Champions. Dengan demikian, para fans boleh kembali biercerita tentang DNA Liga Champions, DNA Eropa yang konon ada di AC MIlan. Eaa...

Satu hal positif dari pertandingan lawan Salzburg, selain keberhasilam membobol gawang lawan sebanyak empat kali adalah catatan cleansheet alias tidak kebobolan. Meski tanpa kiper utama, Mike Maignan yang masih cedera pertahanan Milan tampil kokoh semalam.

Kiper kedua, Ciprian Tatarusanu bermain baik dengan sesekali melakukan penyelamatan. Tidak banyak penyelamatan serius karena memang Simon Kjaer, Fikayo Tomori maupun Pierre Kalulu tampil kokoh plus juga tembakan pemain-pemain Salzburg yang sering off target ataupun kalau on target hanya pelan dan mengarah ke kiper.

Lolosnya Milan membuat Liga Italia meloloskan tiga wakilnya ke fase knockout Liga Champions. Satu tim sebagai juara grup, yaitu Napoli dan duo kota Milan, Inter dan AC Milan yang lolos sebagai runner up di grup mereka masing-masing. 

Ya, ini istimewa bagi Liga Italia yang dianggaps sebagai liga aki-aki yang lambat dan medioker serta kalah jauh kualitasnya dibanding Liga Inggris.

Napoli bisa menngungguli Liverpool dan menyingkirkan Ajax. Inter Milan memang kalah dari Bayern Munchen tapi mampu menyingkirkan Barcelona. Dan AC Milan, yah memang kalah dari Chelsea tapi lumayanlah bisa menang dari RB Salzburg dan Dinamo Zagreb untuk kemudian lolos ke fase knockout Liga Champions.

Realistis, peluang AC Milan yang walaupun konon katanya punya DNA Liga Champions, sangatlah berat. Sebagai runner up, mereka ada kemungkinan akan bertemu dengan tim kuat macam Manchester City, Real Madrid atau Bayern Munchen.

Realistis juga, walau lolos tapi penampilan Milan belum cukup meyakinkan untuk level Liga Champiosn. Memang mereka unggul dari Salzburg dan Dinamo Zagreb, namun melawan Chelsea mereka benar-benar tidak berdaya. Kalah dengan agregat head to head 0-5 lawan Chelsea, Milan benar-benar tak berkutik di Stamford Bridge saat kalah 0-3. Dan di San Siro pun mereka tumbang 0-2 dengan catatan ada alibi denagn kartu merah yang didapat Fikayo Tomori di awal babak pertama. Intinya, Milan masih belum bisa membuktikan bisa bersaing ketat dengan tim-tim elit Eropa. Tapi lolos ke fase knockout adalah sebuah keberhasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun