Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Reviu Timnas U19: Tampil Baik, Tidak Istimewa, dan Kurang Beruntung

11 Juli 2022   17:03 Diperbarui: 11 Juli 2022   17:09 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas U19 setelah gagal ke semifinal. (Foto: PSSI via bola.okezone.com)

Kejuaraan sepakbola remaja Piala AFF U19 sudah selesai bagi suporter dan timnas Indonesia. Laga semifinal tidak akan diisi oleh tim tuan rumah sehingga bisa dipastikan stadion akan sepi belaka pada saat partai puncak kejuaraaan ini nanti digelar.

Ya, timnas U19 gagal lolos ke semifinal setelah hanya mampu memperoleh poin sama dengan dua tim lainnya, Thailand dan Vietnam. Tiga tim ini sama-sama tidak terkalahkan, sama-sama menang tiga kali dan seri dua kali. Bedanya Thailand dan Vietnam sekali main seri dengan skor 0-0 sedangkan Indonesia dua kali seri dengan skor 0-0. Dalam klasemen mini yang melibatkan tiga pihak ini, Indonesia dianggap kalah dalam hal agresivitas mencetak gol.

Banyak orang tidak puas dengan hasil tapi banyak juga yang tidak kecewa dengan penampilan timnas U19 asuhan Shin Tae yong.

Secara keseluruhan, menurut kesoktahuan saya timnas U19 memang tampil cukup baik walau tidak bisa dibilang istimewa. Lha nyatanya mereka juga tidak mampu menang atas Vietnam atau Thailand.

Hal mencolok lain terkait kekurangan timnas U19 adalah dalam hal konsistensi bermain. Dalam lima pertandingan yang mereka mainkan, anak-anak timnas U19 bisa menguasai pertandingan tapi tidak pernah bisa konsisten selama 90 menit

Saat lawan Vietnam, mereka sempat menguasai jalannya pertandingan, tapi juga sering membiarkan Vietnam mendikte permainan dalam tempo yang lama.

Saat lawan Brunei, babak pertama skor 6-0 dan dominasi permainan jelas dikuasai oleh Indonesia. Namun rotasi di babak kedua. keluarnya Marselino Ferdinan sangat terasa. Hanya mampu menambah satu gol di babak kedua dan orkestra permainan juga tidak sebagus babak pertama.

Ketidakkonsistenan juga diperlihatkan saat melawan Thailand. Babak pertama  Indonesia cukup mengendalikan permainan dan sepertinya terlihat akan unggul. Namun lagi, setelah Marselino ditarik keluar karena cedera alur serangan Indonesia jadi tidak begitu baik dan justru Thailand yang berada di atas angin menguasai permainan.

Lawan Filipina tanpa Marselino. Sempat pesimis mengingat dua pertandingan sebelumnya saat Marselino ditarik keluar. Nyatanya anak asuhan STY mampu menang besar, meski dengan catatan yang sama tidak konsisten dalam 90 menit.

Pun saat melawan Myanmar di laga hudup mati, eh.., laga menang kalah tetep mati ding... Timnas U19 tampil ganas dan sangat efektif setelah tertinggal di babak pertama. Setelah unggul jauh di babak kedua, Myanmar sepertnya jadi lebih leluasa mengembangkan permainannya.

Gak tahu apakah masalah stamina atau masalah fokus. Ya sebaiknya ya jangan sering-seringlah bikin lawan leluasa pegang bola bahkan membiarkan mereka nyaman dan berkembang. Mengtur tempo memang perlu tapi membiarkan lawan mengembanglan permainan jelas bahaya. Apalagi kalau level lawan sekelas tim yang nanti akan ikut Piala Dunia U20 tahun depan. PR tim ini masih amat banyak...

Kabar gembiranya. setidaknya tiga nama pemain depan yang dibawa Shin cukup lumayan penampilannya, minimal mereka sudah membuktikan bisa bikin gol.

Ini penting karena seperti yang kita tahu bahwa di level timnas senior Shin Tae yong selalu pusing ihwal striker.

Rabbani Tasnim Siddiq terlihat cukup menjanjikan. Dengan postur tinggi dia tampak memiliki ketajaman serta determinasi yang cukup baik.

Hokky Caraka juga membuktikan mampu mencetak gol meski tercatat ia hanya tampil istimewa di satu laga saat quatrick ke gawang Brunei.

Satu lagi tentu, Ronaldo Kwateh, yang secara teknis sebenarnya lebih unggul dari dua nama di atas, namun rasa lapar untuk mencetak gol dan gairah bermainnya sepertinya masih perlu ditingkatkan. perlu lebih galak lagi untuk jadi striker berkelas. Ekspektasi publik terhadapnya juga sangat tinggi dan dia sepertinya belum mampu memenuhi ekspektasi tersebut.

Ya, minimal mereka mampu mencetak gol walau belum benar-benar meyakinkan karena mereka terbukti gagal membobol gawang Thailand dan Vietnam. Ironisnya, kegagalan mencetak gol lawan dua tim kuat tersebutlah yang menjadi biang kegagalan lolos ke semifinal.

Soal gagal lolos. ya sedari awal memang turmamen ini cukup aneh, mulai dari pembagian grup yang terkesan random: Indonesia, Thailand, Vietnam, Myanmar dan Filipina jadi satu grup sementara di grup sebelah Malaysia. Laos, Singapura, Timor Leste dan Kamboja.

Ya sebenarnya tidak masalah, wong namanya juga liga remaja ya seharusnya memang bukan urusan prestise yang jadi tolok ukur akhirnya. tapi pengembangan pemain. Ya walau terlihat wagu tapi okelah pembagian grup yang random.

Trus, penentuan head to head. Lha Indonesia kan sebenarnya gak kalah secara head to head, wong nilainya sama hasil dari dua kali seri dan selisih gol juga tidak mengandung defisit pembeda. Hanya berbeda soal prodiktivitas.

Dan soal Vietnam dan Thailand main santai di 10 menit akhir, ya mau gimana lagi waktu tinggal 10 menit sudah sama-sama lolos ya mau apa lagi?

Kabarnya, PSSI akan melayangkan protes terkait pertandingan antara timnas U19 Thailand vs timnas U19 Vietnam yang diduga mengandung unsur sepakbola gajah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun