Mohon tunggu...
Yevia Clara Tarigan_PWK_UNEJ
Yevia Clara Tarigan_PWK_UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA S1 PWK UNEJ

MAHASISWA S1 PWK UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pelebaran Jalan di Kota Batam, Efektifkah?

7 September 2022   21:39 Diperbarui: 7 September 2022   22:04 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Kota Batam merupakan sebuah kota terbesar di Kepulauan Riau, Indonesia. Wilayah Kota Batam terdiri dari Pulau Batam, Pulau Rempang, dan Pulau Galang serta beberapa pulau kecil lainnya di Kawasan Selat Singapura dan Selat Malaka. Pulau Batam, Rempang, dan Galang terhubung dengan Jembatan Barelang. Jembatan Barelang merupakan salah satu ikon Kota Batam.

Batam menjadi kota dengan letak strategis, yang memiliki potensi untuk menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, karena Batam memiliki kekhususan mendapatkan kawasan perdagangan bebas sebab memiliki basis industri yang beragam dan bernilai ekonomi tinggi.  Oleh karena itu, pemerintah menjadikan Batam sebagai Singapuranya Indonesia. Sistem Free Trade Zone yang berlalu di Batam merupakan rangsangan bagi para Investor. Peran para Investor sangat berpengaruh terhadap tumbuhnya kawasan-kawasan industri yang ada di Batam. Pertumbuhan industri tersebut merupakan salah satu penunjang percepatan kemajuan Kota Batam. Karena hal tersebut Batam dijuluki juga Kota Industri. Selain itu Batam juga menjadi tujuan wisata mancanegara, khususnya Negara Singapura dan Malaysia.

Melakukan pelebaran jalan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menjadikan Batam seperti Singapura. Melakukan pelebaran jalan akankah membuat Batam tampak seperti Singapura yang terhindar macet atau hanya menghabiskan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) saja dan tidak membawa pengaruh yang signifikan.

Pelebaran jalan mulai nampak pada tahun 2016 pada masa pemerintahan Muhammad Rudi. Secara bertahap beliau  memulai pelebaran jalan di kawasan pusat kota, yaitu Jodoh dan Nagoya. Dari tahun ke tahun pelebaran jalan semakin meluas, baik di kawasan besar maupun kecil.  Bahkan di saat Pandemi 2020 dan 2021 pembangunan jalan tetap berjalan walaupun tidak serutin tahun ini. Pada tahun 2022 ini pelebaran jalan sudah menyeluruh ke setiap kecamatan atau kelurahan. 

 Pelebaran jalan untuk saat ini, belum terlalu membawa dampak positif bagi Batam terutama bagi pengguna jalan raya, karena masih dalam tahap pengerjaan.Tetapi, dengan adanya pelebaran jalan di Kota Batam maka aktivitas masyarakat sudah mulai terbantu. Diantaranya mengurangi kemacetan, terutama di  di pagi hari, dimana masyarakat baik anak sekolah maupun pekerja mulai beraktivitas.

Dalam beberapa bulan kedepan pelebaran jalan di Kota Batam akan rampung. Dengan selesainya pelebaran jalan, diharapkan masyarakat Batam lebih terbebas dari kemacetan. Tetapi sepertinya pemerintah melupakan satu hal, yaitu Batam merupakan kawasan industri. Di mana setiap tahun pertumbuhan penduduknya semakin padat karena banyak para pendatang yang mencari kerja di Batam. Ditambah lagi penduduk Batam mayoritas masa produktif.

Jumlah penduduk yang bertambah tentu saja mengakibatkan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor semakin membludak. Hal ini disebabkan karena manusia lebih senang duduk di kendaraan pribadi daripada harus menunggu angkutan umum dan berdesak-desakan untuk mendapatkan tempat duduk di transportasi umum. Ditambah cuaca Batam menjadi salah alasan warga Batam berbondong-bondong untuk mempunyai kendaraan pribadi.

 Kendaraan merupakan salah satu unsur terpenting untuk perkembangan negara dan dapat menjadi penghubung antar manusia dengan dengan tempat tujuan. Kendaraan memberikan kemudahan bagi manusia dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, baik dalam pemenuhan kebutuhan hidup maupun dalam melakukan interaksi antar manusia.

Kota Batam merupakan kota Metropolitan dengan industri sebagai pendapatan utama dan andalan pendapatan daerah. Kota industri secara tidak langsung berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk karena menjadi tujuan para pencari kerja maupun urbanisasi. Urbanisasi berdampak pada peningkatan jumlah pertumbuhan penduduk yang sejalan dengan dampak kebutuhan sarana transportasi sebagai pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Seiring berjalannya waktu peningkatan kebutuhan transportasi tersebut akan berdampak pada kenaikan angka kendaraan yang diakibatkan oleh kebutuhan transportasi yang semakin meningkat.

Walaupun demikian, paling tidak untuk saat ini pelebaran jalan yang dilakukan oleh pemerintah secara menyeluruh, membuat kemacetan berkurang. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pertumbuhan penduduk yang terus bertambah memang akan berpengaruh juga terhadap pertambahan kendaraan, yang akan memicu kemacetan pada tahun-tahun yang akan datang. Itu merupakan tugas kita bersama. Sebagai masyarakat kita juga ikut andil dalam  mengatasi kemacetan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun