Mohon tunggu...
Yetti Wira Citerawati SY
Yetti Wira Citerawati SY Mohon Tunggu... PLP Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

Seorang ASN dengan jabatan PLP di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya sekaligus Kepala Redaksi penerbitan Polkesraya Press

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pagar Virtual, Perlindungan Nyata

25 September 2025   13:51 Diperbarui: 25 September 2025   13:51 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Teknologi ini bekerja melalui beberapa tahapan jelas. Pertama, ahli konservasi memasang kalung GPS pada pemimpin kawanan gajah. Perangkat ini semakin canggih, tidak hanya memancarkan data lokasi, tetapi juga mengumpulkan informasi tentang pola perilaku, seperti kecepatan bergerak atau perubahan ketinggian, yang dapat mengindikasikan tingkat stres atau aktivitas makan. Menurut laporan Ditjen KSDAE (2023), kalung tersebut kemudian mengirimkan semua data ini secara berkala ke server pusat.

Selanjutnya, data mentah ini diolah. Dengan bantuan algoritma machine learning, para analis dapat mulai mengenali pola dan memprediksi kemungkinan pergerakan di masa depan, bukan hanya melacak posisi saat ini. Di sinilah pagar virtual ditetapkan. Ketika sistem mendeteksi seekor gajah tidak hanya mendekati, tetapi juga menunjukkan pola perilaku yang mengarah ke pergerakan menuju pemukiman, ia secara otomatis memicu sistem peringatan dini. Peringatan ini dikirim langsung ke ponsel para penjaga hutan dan perwakilan masyarakat desa.

Bukti Nyata dari Lapangan

Ini bukan lagi teori. Di Aceh, seperti dilaporkan oleh Tempo.co (2019), organisasi seperti Forum Konservasi Leuser (FKL) bekerja sama dengan BKSDA untuk menggunakan data dari kalung GPS guna menginformasikan tim patroli mereka. Kolaborasi ini memungkinkan intervensi yang lebih cepat dan efektif. Studi kasus dari Fakultas Kehutanan UGM (2022) juga menegaskan bahwa sistem berbasis informasi ini mengubah paradigma dari konfrontasi menjadi antisipasi; kuncinya adalah informasi.

Pemberdayaan tidak berhenti pada peringatan. Informasi dini ini memungkinkan pembentukan Tim Patroli Masyarakat yang terlatih. Mereka bukan lagi sekumpulan warga yang panik, melainkan unit respons terorganisir. Ketika notifikasi masuk, mereka berkumpul di titik yang telah ditentukan, membawa peralatan mitigasi non-invasif seperti meriam karbit atau obor. Mereka bergerak bukan untuk melawan, tetapi untuk memandu. Mereka menciptakan barisan suara dan cahaya yang dengan lembut mendorong kawanan untuk mengubah arah, jauh sebelum seekor gajah pun sempat menginjak lahan pertanian.

Bagi orang seperti Pak Budi, peringatan dini di ponselnya bukan lagi sekadar notifikasi. Itu adalah suara harapan. Itu adalah kepastian bahwa malam ini ia bisa tidur sedikit lebih nyenyak. Teknologi ini tidak hanya memindahkan gajah; ia mengembalikan rasa aman dan agensi pada manusia. Manfaatnya terasa langsung. Warga dapat mengamankan ternak dan tim patroli dapat mengarahkan kawanan kembali ke hutan tanpa kekerasan.

Peta Jalan Menuju Koeksistensi

Keberhasilan ini harus menjadi model untuk strategi nasional. Ada tiga panggilan untuk bertindak yang bisa Anda dan para pemangku kebijakan ambil.

Pertama, pemerintah, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perlu mengadopsi teknologi pagar virtual sebagai strategi mitigasi konflik nasional. Ini berarti mengalokasikan anggaran untuk pengadaan kalung GPS, tetapi juga berinvestasi dalam infrastruktur data dan platform analisis terpusat. Dengan menciptakan sebuah dasbor nasional, data dari berbagai daerah dapat diintegrasikan untuk pemahaman lanskap yang holistik.

Kedua, dorong keterlibatan sektor swasta yang lebih mendalam. Perusahaan yang beroperasi di sekitar habitat gajah memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi. Ini lebih dari sekadar program CSR donasi perangkat. Perusahaan dapat berkontribusi dengan keahlian teknologi mereka, membantu mengembangkan aplikasi yang lebih ramah pengguna untuk warga, atau memastikan operasional rantai pasok mereka tidak berkontribusi pada deforestasi lebih lanjut.

Ketiga, Anda sebagai individu dapat menjadi bagian dari jaringan informasi. Dukung organisasi konservasi yang bekerja di lapangan. Selain itu, berpartisipasilah dalam gerakan citizen science jika tersedia, atau jadilah konsumen yang sadar. Pilih produk dari perusahaan yang dapat membuktikan komitmen mereka terhadap nol-deforestasi. Semakin banyak orang memahami bahwa ada cara yang lebih baik untuk hidup berdampingan dengan gajah, semakin besar tekanan publik bagi para pengambil keputusan untuk bertindak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun