Mohon tunggu...
Yetti Wira Citerawati SY
Yetti Wira Citerawati SY Mohon Tunggu... PLP Poltekkes Kemenkes Palangka Raya

Seorang ASN dengan jabatan PLP di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Palangka Raya sekaligus Kepala Redaksi penerbitan Polkesraya Press

Selanjutnya

Tutup

Financial

MengEMASkan Martabat, Memberantas Jerat Rentenir Modern

24 September 2025   09:17 Diperbarui: 24 September 2025   09:17 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan 4.085 outletnya yang merayap hingga ke pelosok (PT Pegadaian, 2023), Pegadaian adalah wujud kehadiran negara yang paling riil, menjangkau mereka yang dianggap unbankable.

Bukan Peluru Perak, Tapi Benteng Terbaik yang Kita Punya

Mari kita jujur. Apakah Pegadaian adalah peluru perak tanpa cela? Tentu saja tidak. Sebagian orang mungkin akan berargumen bahwa sewa modalnya, meski transparan, belum tentu lebih rendah dari kredit usaha di bank. Yang lain mungkin mengeluhkan prosesnya yang masih menuntut kehadiran fisik, belum sepenuhnya lincah seperti fintech yang bisa diakses sambil rebahan. Kritik ini valid dan perlu didengar.

Namun, argumen tersebut gagal menangkap esensi masalahnya. Korban pinjol ilegal bukanlah mereka yang punya pilihan antara Pegadaian atau bank. Mereka adalah orang-orang yang ditolak oleh sistem perbankan yang rigid, yang tidak punya slip gaji, yang agunannya hanya sebuah laptop tua atau perhiasan warisan. Bagi mereka, pilihannya bukan antara "murah" dan "mahal", melainkan antara "aman" dan "hancur".

Dalam konteks inilah, Pegadaian bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah benteng pertahanan. Ia mungkin bukan benteng yang paling modern, tetapi ia kokoh, teruji, dan yang terpenting, ia ada di sana saat dibutuhkan.

MengEMASkan Kemanusiaan Kita

Tema "mengEMASkan Indonesia" pada akhirnya bukan soal menumpuk logam mulia. Itu adalah soal memulihkan apa yang paling berharga: martabat. Perang melawan rentenir modern tidak akan dimenangkan hanya dengan pemblokiran massal atau seminar literasi keuangan. Perang ini dimenangkan dengan menyediakan alternatif yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih manusiawi.

Tantangan Pegadaian sekarang adalah berteriak lebih kencang, bergerak lebih lincah. Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk menjemput mereka yang terdesak sebelum para predator melakukannya.

Pada akhirnya, setiap notifikasi pinjol ilegal yang muncul di ponsel warga adalah sebuah kegagalan kolektif kita. Dan setiap orang yang melangkah keluar dari pintu Pegadaian dengan kepala tegak adalah sebuah kemenangan kecil bagi kemanusiaan. Di pertarungan inilah Pegadaian menemukan relevansinya yang paling mendesak, bukan sebagai BUMN pencari laba, tetapi sebagai garda penjaga martabat bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun