Mohon tunggu...
Yeti Puspitasari
Yeti Puspitasari Mohon Tunggu... -

Berusaha untuk lebih bijak menjalani hidup

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Air Mengalir ke Rumahku

1 Desember 2012   03:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:23 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemarin sore sekitar pukul 15 lewat sekian puluh menit , tiba - tiba awan hitam bermunculan disertai angin yang sangat kencang , tak lama hujanpun turun dengan derasnya , sambil menikmati suara hujan akupun memutar serial film Korea "" Endless Love  "memasuki episode ke 10 , kebetulan hari itu suamiku pulang lebih awal dari biasanya , dan diapun sedang asik memainkan ipadnya , gak lama kemudian terdengar teriakannya : " ibu lihat airnya sudah naik keteras ", aku jawab dengan santai "biarin aja paling cuma sampai situ aja" . Akupun dengan asiknya melanjutkan melihat film lagi , hingga tak terasa memasuki episode ke 12 kembali terdengar teriakan suamiku " ibuuuu  airnya masuk nih , akupun tersentak dan langsung mematikan TV plus DVD nya , sambil mencari  apa yang bisa buat menahan air dipintu , dengan cepat kutarik handuk - handuk yang  tergantug dijemurannya , serta seprei alas setrika , kubuat gulungan menyerupai tanggul .

Astagfirullah al azhim ternyata hujannya nonstop kurang lebih 3 jam an , akupun melihat sekelilingku , rumahnya sudah terendam , kebetulan dia hanya berdua dengan cucunya yang masih berusia 2 thn  , dia hanya duduk diatas sofa melihat genangan air yang makin tinggi , akhirnya cucunyapun diambil oleh suamiku dibawa kerumah kami , tak lama jagoankupun pulang bersama temannya , dia nekad menerjang banjir dengan tertawa - tawa dia berkata asik tau bu banjir- banjiran kayak nyebrang sungai, ternyata banjir itu tidak selamanya membuat orang sedih atau sengsara,,,ada juga yg kesenengan saat rumahnya kebanjiran, hahahahaaaa,,,maklum anak-anak,,jarang main air banjir. Akhirnya hujan reda sekitar pukul setengah delapan malam, menyisakan genangan air yg cukup tinggi di sekitar rumahku, air kotor bercampur sampah,,menjijikan,,,,itulah,satu dua orang saja di lingkungan kita yang bersikap jorok dan tak perduli akan lingkungan sekitarnya,,dimusim hujan seperti ini imbasnya meluas kesana sini, termasuk aku,,,kalau seperti ini jd merasa sedih,,,percuma akau setiap hari selalu bersih-bersih rumah sekalipun aku bekerja aku sempakan, mulai dari bagian luar,selokan sampai bagian dalam rumah,,,tapi,,,,,,,menerima kiriman air seperti ini membuatku sedih,,,,belum lagi binatang-binatang kecil seperti kelabang,kecoak dan tius,,naim semua,,hhuuuffftttt,,,!!  andai saja semua manusia di muka bumi ini memiliki kesadaran tinggi terhadap lingkungan sekitar, mungkin manakala musim hujan seperti ini tidak ada satupun wilayah yang kebanjiran. Memang tak salah jika bencana terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, introspeksi yang semestinya kita lakukan manakala musibah atau bencana menimpa kita,,,apa yang sudah kita lakukan untuk bumi ini,,,,kita hanya bisa memanfaatkan namun tak mampu menjaga dan melestarikan lingkungan, jika terjadi bencana,,,siapa yang sesungguhnya patut disalahkan,,,bukan pemerintah,bukan orang lain atau siapapun,,,,tapi justru diri kitalah,,,karena semua kebaikan itu dimulai dari diri kita,,maka marilah kita mulai segala sesuatu dengan yang baik, ini sekelumit kisahku yang prihatin karena rumahku kebanjiran, semoga kisah ini mebawa kebaikan buat kita semua,,marikita jaga lingkungan kita, agar kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat buat diri sendiri dan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun