Mohon tunggu...
Komang YesyaDewi
Komang YesyaDewi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

saya adalah mahasiswi Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Banten dalam Tradisi Hindu

5 Januari 2023   14:13 Diperbarui: 5 Januari 2023   14:56 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kehidupan umat Hindu di Bali, tidaklah bisa lepas dari upakara dan upacara. Upacara dalam agama Hindu adalah berbagai ritual keagamaan, sarana upacaranya disebut upakara, upakara diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan oleh tangan, upakara ini dalam masyarakat Bali disebut dengan Banten. Banten adalah bahasa simbol yang sakral menurut pandangan Hindu. sebagai bahasa simbol maka Banten sebagai media untuk menvisualisasikan ajaran-ajaran Hindu. sebagai media untuk menyampaikan Sradha dan Bhakti pada kemahakuasaan Hyang Widhi. 

Banten di Bali memiliki nilai religius dan magis tersendiri. Sehingga banten atau bebantenan sangat penting dan berkaitan dengan kehidupan agama Hindu di Bali. Banten juga berkaitan dengan seni budaya Bali, yang diwariskan sejak zaman dahulu. Biasanya tiap daerah di Bali, memiliki ciri khas jejahitan dalam sebuah banten. Kelebihan banten dalam tradisi Hindu merupakan simbol penyerahan diri dari diri manusia. Banten itu sendiri akan menampilkan keindahan seni, dan juga akan berfungsi sebagai tanda rasa cinta dan syukur kita, serta rasa pengabdian kita untuk memberikan pelayanan terbaik yang kita bisa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. 

Walaupun demikian inti pokok dari sebuah banten, adalah keikhlasan. Sama seperti yadnya yang bermakna pengorbanan suci tulus ikhlas. Banten juga merupakan simbolisasi rasa terimakasih dan rasa syukur umat Hindu kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasiNya. Karena telah memberi kehidupan, anugerah, dan segala perlindungan pada alam semesta ini. Banten pun juga berfungsi yang menyeimbangkan alam semesta, seperti nyomia bhuta kala agar tidak menggangu. Sebab dunia ini terbentuk dari baik-buruk, hitam-putih, atau Rwa Bhineda sebagai bentuk keseimbangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun