Mohon tunggu...
Yesha Putri Pramudya
Yesha Putri Pramudya Mohon Tunggu... Lainnya - Belum/tidak bekerja

Saya adalah mahasiswi aktif S1 Ilmu Komunikasi Telkom University angkatan 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Evolusi Manusia (Keluarga Homonidie)

15 November 2023   04:47 Diperbarui: 15 November 2023   05:02 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Sri Baduga. Dokpri

Evolusi manusia selalu terkait dengan perubahan lingkungan, tekanan seleksi alam, dan adaptasi terhadap tantangan baru. Ini menciptakan sejarah panjang dan kompleks yang membawa manusia dari primata ke makhluk yang dapat menciptakan peradaban.

Awalnya, Sejarah evolusi manusia dimulai dengan nenek moyang bersama yang bersama dengan primata. Secara genetik, manusia memiliki kesamaan yang mungkin mirip dengan simpanse dan bonobo. Perubahan mendalam dimulai sekitar 5-7 juta tahun yang lalu ketika garis keturunan manusia dan simpanse terpisah. Awalnya, primata hidup di pepohonan dan berevolusi menjadi makhluk yang bisa berjalan tegak di daratan. Ini memungkinkan perkembangan otak yang lebih besar dan kemampuan seiring waktu yang memunculkan  Australopithecus afarensis, seperti "Lucy," adalah contoh awal hominid yang menunjukkan transisi ini. "Lucy" ini adalah sebuah fosil Australopithecus aferensis yang ditemukan pada tahun 1974 di Ethiopia oleh ahli antropologi Donald Johanson dan Tom Gray.  

"Lucy" hidup sekitar 3,2 jutaan tahun yang lalu yang memiliki ciri-ciri antara primata dan manusia, menunjukkan peralihan dalam evolusi menuju manusia. "Lucy" ini memiliki otak yang kecil dan  proporsi tubuh yang menunjukkan adaptasi untuk berjalan tegak. Ha ini yang menggambarkan ciri-ciri manusia modern sudah muncul, Tetapi beberapa ciri-ciri primata masih ada. Penemuan "Lucy" ini memberikan wawasan yang berharga tentang evolusi manusia awal dan bagaimana nenek moyang kita beradaptasi dengan lingkungan mereka. Fosil ini telah menjadi salah satu penemuan paling penting dalam kajian antropologi dan membantu mengisi celah dalam pemahaman kita tentang asal-usul manusia.

Perkembangan lebih lanjut terjadi dengan munculnya Homo habilis, sekitar 2,4 juta tahun lalu manusia purba pertama pembuat alat batu sebagai adaptasi lebih lanjut dalam lingkungan. Ini memberikan mereka keunggulan dalam bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungan.

Lalu muncul sistem klasifikasi yang menempatkan organisme organisme manusia, yakni jenis Homo erectus, Homo neandhertal, dan Homo sapiaens dikelompokkan satu keluarga, Homonidie yang dibuat oleh Ahli biologi yang bernama Carolus Linnaeus. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tinggalan tengkorak yang ada di Indonesia, yang berevolusi setiap masa.

Yang pertama, manusia purba Homo erectus adalah manusia spesies pertama  yang muncul di bumi. Bukti fosil ini telah ada dari 1,5 juta tahun lalu, dan menjadikannya kerabat manusia yang paling lama bertahan hidup. Ciri fisik pada Homo erectus yaitu proporsi tubuh mirip manusia dan postur tegak, alis menonjol, wajah besar, tanpa dagu dan tinggi sekitar 1,4-1,8. Makanannya berupa daging dan tumbuhan. Pandangan mengenai spesies dan distribusinya bervariasi dari satu spesies politipik tunggal yang tersebar luas secara geografis dan pada akhirnya menjadi nenek moyang semua Homo yang kemudian .  

Homo erectus pertama kali muncul di afrika sekitar 2 juta tahun yang lalu, berevolusi dari bentuk akhir australopith atau salah satu bentuk homo yang lebih primitif dan kemudian menyebar ke banyak wilayah asia lainnya dan Indonesia mungkin menjadi salah satu daerah yang dihuni oleh manusia purba Homo erectus yaitu  muncul di Sangiran, Perning, Ngandong dan daerah lainnya di sepanjang aliran Sungai Bengawan solo, pada lapisan plestosen bawah, sekitar 0,7 sampai dengan 1,7 juta tahun yang lalu. Homo erectus ini hidup pada plestosen bawah, tengah, dan atas. Wilayah temuannya Pati Ayam, Sangiran, Sambungmacan, Trinil (Jawa Timur). Diantara fosil Homo erectus yang paling banyak ditemukan serta paling luas perserbarannya adalah Homo erectus yang merupakan temuan Eugene Dubois berupa atas tengkorak laki-laki dari Trinil (1891), dengan volume 900 cc. 

Fosil Homo erectus di Sangiran memberikan informasi tentang bentuk fisik dan perkembangan otak manusia purba. Mereka memiliki otak yang lebih besar dan kemampuan menggunakan perkakas, menunjukkan evolusi menuju sifat-sifat manusia modern. Sedangkan jenis Homo erectus paling maju adalah Homo soloensis dari Ngandong, berasal dari masa /lapisan Plestosen akhir, berusia antara 400.000-100.000 tahun yang lalu.

Homo neandertal hidup dari sekitar 40.000 hingga 400.000 tahun yang lalu di wilayah Eropa dan Asia barat daya dan Tengah. Homo neandhertal muncul di lingkungan Eropa dan Asia barat yang berbeda dengan  lingkungan tempat spesies manusia lain, seperti Homo sapiens dan Homo erectus, berkembang. Pemisahan geografis ini dapat menghasilkan perbedaan adaptasi dan evolusi antarpopulasi manusia purba. Mereka berpenampilan hidung besar, alis melengkung, tubuh relatife pendek dan kekar serta tingginya mencapai 1,50-1,75m. Mereka memakan daging, tumbuhan, jamur, dan kerrang.

Neanderthal hidup selama periode Pleistosen yang ditandai oleh iklim yang berubah-ubah dan lingkungan yang keras. Mereka mengembangkan adaptasi fisik, seperti tubuh yang berlemak untuk menjaga kehangatan, hidung yang besar untuk menyaring udara dingin, dan otak yang besar, menunjukkan tingkat kecerdasan yang signifikan. Penemuan fosil Homo neandhertal ini tidak ditemukan di Indonesia, belum ada bukti juga yang menunjukkan keberadaan Homo neandertal di wilayah Sangiran dan Trinil, Jawa yang menjadi tempat ditemukannya fosil-fosil yang sangat penting. Meskipun Homo neanderthal tidak ditemukan di Indonesia, penting bahwasannya bidang paleoantropologi terus berkembang dan penemuan baru dapat terjadi seiring berjalannya waktu. Tim peneliti terus melakukan penelitian di berbagai situs diseluruh dunia, termasuk Indonesia untuk memahami lebih laanjut Sejarah evolusi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun