Mohon tunggu...
Yesaya Anjaya
Yesaya Anjaya Mohon Tunggu... -

Striving for Glory

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kehidupan Rohani Orang Percaya

10 Agustus 2012   09:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:59 1202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Banyak dari kita tidak betul-betul paham atau bahkan sama sekali tidak paham bahwa seluruh kehidupan kita sebagai umat Allah itu bergantung kepada kehidupan rohani kita. Mengapa demikian? Mari kita baca dalam Rm. 8:9 “Tetapi kamu tidak hidup di dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang  Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus.” Mari kita pahami satu per satu ayat di atas.

Tetapi kamu tidak hidup di dalam daging, melainkan dalam Roh

Ya, kita yang telah dimenangkan oleh Kristus melalui penebusan-Nya di atas kayu salib dan kita sudah dibebaskan dari daging kita yang pasti akan mati. Kita sudah memperoleh hidup kekal ketika lidah kita mengaku dan berkata, “Ya Allahku, Yesusku, Kaulah juruselamatku..!!”. Maka dari itu umat Allah, mau tidak mau dan merupakan sebuah keharusan untuk kita meninggalkan kehidupan kedagingan kita, karena daging kita hanya membawa kita kepada maut. (Rm. 8:6a “Karena keinginan daging adalah maut”). Lalu, apa itu hidup oleh Roh? Yaitu untuk hidup di dalam tuntunan roh Allah. Hal itu seperti sangat mudah diucapkan, ya secara general kita hidup di dalam tuntunan roh Allah. Namun secara spesifik apa itu hidup di dalam tuntunan Roh Allah? Kita tentu telah banyak mendengar bahwa kehidupan dan penyembahan kita harus melalui Roh dan Kebenaran. Ya, untuk hidup di dalam tuntunan Allah, kita harus bisa menyeimbangkan kedua hal itu, bukan hanya hidup di dalam roh tanpa tuntunan kebenaran (Alkitab), bukan juga untuk banyak mengerti dan tahu sekedar tahu mengenai Alkitab seperti yang dilakukan orang-orang farisi. Harus seimbang. Kehidupan rohani kita harus didasarkan kepada doa dan membaca merenungkan Alkitab (Saat Teduh), itulah quality time kerohanian kita yang harus kita bangun setiap hari. Setiap hari. Dan ingat, bahwa quality time adalah waktu yang sudah kita sediakan / schedule sebelumnya, bukan waktu sisa karena segala sesuatu yang sisa tidak akan memiliki kualitas sebaik yang telah dipersiapkan.

Jika memang  Roh Allah diam di dalam kamu

Wow.. Ternyata ada peringatan dari Rasul Paulus setelah memberi kita arahan untuk hidup di dalam roh. Kalimat tersebut secara tersirat menyatakan bahwa hidup di dalam Roh merupakan suatu tanda jika Roh Allah diam di dalam diri kita. Jadi, mungkin juga Roh Allah tidak tinggal di dalam kita? Jawabannya ialah, ya, mungkin. Wow.. Hal ini banyak tidak kita sadari di dalam diri kita. Lalu apa yang menyebabkan roh Allah bisa tidak diam di dalam diri kita? Dosa. Ya, penyebabnya hanyalah dosa. Introspeksi selalu diri kita di dalam Saat Teduh kita, lalu bertobat jika Roh Allah ingatkan dosa yang kita lakukan. Sebagai contoh, secara tak sadar kita sering melakukan dosa ini, yaitu dosa kekhawatiran. Ya, khawatir adalah dosa karena perintah Tuhan adalah jangan khawatir, bukan khawatirlah selalu. Segera bertobat jika Roh Allah ingatkan kita akan dosa kita. Setelah bertobat, segera kembali untuk hidup di dalam Roh melalui tuntunan Roh Allah.

Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus

Mari kita telaah dengan cara membalik kalimat tersebut. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus, maka, jika orang memiliki Roh Kristus, ia adalah milik Kristus. Karena kita sudah hidup di dalam Roh Kristus, maka kitapun ialah milik Kristus. Janji-janji Tuhan pasti digenapi dalam diri kita. Pertumbuhan dan buah rohani akan kita dapatkan dari Tuhan. Dan, kembali, bahwa sebagai orang percaya hidup kita bergantung kepada kehidupan rohani, maka pertumbuhan dan buah rohani itu akan berdampak ke seluruh aspek kehidupan kita secara jasmani.

Tuhan Yesus Memberkati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun