Oleh: Siorus Ewainaibi Degei
Sebuah Estetika Hitam yang Membebaskan
Ide untuk menulis teks ini muncul tatkala kami mengikuti seri kelas kuliah filsafat yang diselenggarakan oleh Teater Utan Kayu (TUK) dengan topik utamanya "Membaca Goenawan Mohamad" pada 26 Desember 2024. Sebelumnya pada 2021 rekaman seminar dengan tema "Membaca Goenawan Mohamad" ini sudah digelar, pada tahun 2022 pun sudah dihasilkan sebuah buku dengan judul "Membaca Goenawan Mohamad".
Banyak kerabat dan sahabat GM dari ragam latar belakang profesi dan usia ikut nimbrung menyumbangkan pandangan mereka atas GM dan fenomenanya. Dari wilayah kesusastraan dan kebudayaan datang seorang novelis dan filsuf wanita muda, Ayu Utami yang membaca GM dengan tajuk "Adakah Yang Religius Bagi GM".
Kita juga tahu bahwa salah satu tema yang muncul dalam tulisan-tulisan GM sebagaimana yang terangkum dalam "catatan pinggiran", puisi, dan esai-esainya ialah tentang tafsir atas naskah-naskah suci agama dan budaya (Jawa, India, Arab, Tiongkok, Eropa, dan lainnya), maka hadir juga petinggi PBNU, Ulil Abshar-Abdalla yang memcoba membaca GM dari sisi ilmu tafsir, naskah materinya ia namai "GM, Tafsir, dan Ambiguitas". Kita tahu sendiri bahwa Kiai Ulil Abshar-Abdalla adalah "anak kandung" pemikiran Imam Al-Gazali. Imam Al-Gazali sendiri adalah seorang imam besar Islam yang punya pengaruh besar dalam studi tafsir Al-Quran, (Presentasi Uili Abshar-Abdalla, https://youtu.be/qll9MJZdUvI?si=ZJj3PjKswEZej9BO).
Dalam tulisan-tulisan GM juga kerapkali kita jumpai bercak-bercak paradoks tentang manusia sebagai subjek hukum yang hak-haknya tereksklusi dan tereskploitasi, untuk ini hadir Donny Danardono yang berusaha membaca jejak-jejak yuridis dalam pemikiran GM, materi seminarnya berjudul "Mempersoalkan Keterwakilan Subyek Dalam Hukum", (Presentasi Donny Danardono, https://youtu.be/qll9MJZdUvI?si=ZJj3PjKswEZej9BO).
GM juga jauh sebelum terkenal seperti saat ini, kita tahu bahwa ia adalah seorang jurnalis, GM bisa kita gelari "bapak jurnalisme kontemporer". Ia adalah salah satu pendiri Majalah Tempo yang gemilang, yang oleh Rocky Gerung ia berikan dua julukan, tempo: tempat omon-omon dan tempo: temperatur oposisi. Sebagai anak dari keluarga patriot, GM mendedikasikan kharisma jurnalismenya untuk menjaga dan mencintai marwah bangsa dan tanah airnya Indonesia tanpa henti. Untuk proyek itu hadir seorang pakar komunikasi dan penasihat media cum filsuf digital Agus Sudibyo yang akan memberikan gambaran kepada khalayak ramai tentang siapa itu GM sebagai jurnalis, materi seminarnya berjudul "Jurnalisme Sebagai Lokus Tindakan Politik: Sumbangsih GM", (Presentasi Agus Sudibyo, https://youtu.be/qll9MJZdUvI?si=ZJj3PjKswEZej9BO).
Tidak bisa kita pungkiri bahwa cara baca GM atas realistis di Indonesia dalam tulisan-tulisannya itu tidak bisa kita pisahkan dari corak pemikiran besar yang bernama marxisme. Bahkan tidak jarang GM selalu dikaitkan sebagai pemikir marxis. Untuk mengulas ini hadir Martin Surjaya, seorang filsuf muda yang banyak bergulat dengan ide-ide kiri besar, salah satu buyutnya adalah marxisme, materi pemapqran Surjaya berjudul "Marxisme Tanpa Humanisme", (Presentasi Martin Surjaya, https://youtu.be/qll9MJZdUvI?si=ZJj3PjKswEZej9BO).
Selain sebagai budayawan, jurnalis, dan filsuf, GM juga merupakan seorang penyair. Ia kerap menggunakan puisi dalam tulisan-tulisannya. Dan tidak jarang cita rasa bahasa jurnalismenya mirip bahasa puitis. Ia menulis berita, artikel, atau tulisan serius namun dengan sentuhan-sentuhan bahasa poetika yang indah, untuk Y.D. Anugrah Bayu berusaha membaca GM sebagai seorang penyair, judul materinya adalah "Goenawan Mohamad & Puisi Kesayangannya", (Presentasi Y.D. Anugrah Bayu, https://youtu.be/qll9MJZdUvI?si=ZJj3PjKswEZej9BO).
Jurnalisme dan aktivisme adalah dua mata keping logam dalam karir intelektual GM di tanah air. Melalui TEMPO ia banyak terlibat dalam gelombang gerakan sosial di tanah air yang berpuncak pada reformasi 1998, untuk mengulas itu TUK menghadirkan Sri Indriyastukti, tajuk seminarnya ialah "Harapan Di Tengah Gerakan Sosial", (Presentasia dari Sri Indriyastukti, https://youtu.be/qll9MJZdUvI?si=ZJj3PjKswEZej9BO).