JAYAPURA, PWÂ - Mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Peduli Penolakan Pemekaran Calon Daerah Otonom Baru (CDOB) Kabupaten Yahukimo Timur menyampaikan pernyataan resmi untuk membantah berbagai tuduhan yang dilayangkan kepada mereka. Solidaritas ini menegaskan bahwa gerakan mereka murni berasal dari keputusan kolektif mahasiswa yang peduli terhadap nasib masyarakat adat, lingkungan, dan hak-hak sipil di wilayah CDOB Yahukimo Timur.
Dalam pernyataan resmi yang diterima media pada Senin, (2/2/2025) di Jayapura, mereka menekankan bahwa tuduhan yang menyebut gerakan mereka ditunggangi oleh tokoh tertentu seperti Gileon Aluwa, maupun oleh organisasi yang mengusung agenda politik Papua Merdeka, adalah tidak berdasar dan merupakan bentuk disinformasi.
 "Kami menolak keras tuduhan bahwa gerakan kami ditunggangi oleh aktor politik tertentu atau organisasi separatis. Solidaritas ini dibentuk murni atas dasar keprihatinan mahasiswa terhadap arah pemekaran CDOB Yahukimo Timur yang tidak berpihak pada rakyat adat dan cenderung menguntungkan elite politik dan korporasi besar," tegas Markus perwakilan solidaritas.Â
Misi dan Visi Solidaritas
Solidaritas Peduli Pemekaran CDOB Yahukimo Timur menyampaikan bahwa mereka hadir sebagai pihak penengah dalam perdebatan yang belakangan mengarah pada serangan personal dan upaya delegitimasi terhadap suara-suara kritis di kalangan mahasiswa dan masyarakat sipil.
Gerakan ini menitikberatkan pada upaya perlindungan terhadap hak-hak masyarakat adat, perempuan, masyarakat termarginal, serta kelestarian sumber daya alam. Solidaritas menyoroti bahwa pemekaran wilayah tanpa partisipasi publik yang bermakna dan tanpa perencanaan jangka panjang yang inklusif justru akan membuka jalan bagi eksploitasi alam besar-besaran, yang berpotensi menyebabkan kerusakan lingkungan dan krisis sosial.
"Kami melihat adanya ancaman serius terhadap kelestarian hutan adat, tanah ulayat, serta potensi ekosida akibat ekspansi korporasi pasca-pemekaran. Ini tidak hanya merusak alam, tetapi juga menjadi ancaman langsung terhadap eksistensi masyarakat adat," kata juru bicara Solidaritas.
Ancaman Etnosida, Genosida, dan Ekosida
Solidaritas menilai, dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah di wilayah Yahukimo Timur seperti emas, batu bara, kayu besi, dan pasir emas pemekaran yang tidak dikawal secara ketat akan menjadi pintu masuk ekspansi kapitalisme yang mengabaikan keberlangsungan hidup masyarakat adat.
Lebih jauh, mereka menyoroti potensi ancaman etnosida, genosida, dan ekosida apabila eksplorasi dan eksploitasi dilakukan tanpa kontrol dan akuntabilitas.