Kepemimpinan agitator memiliki kemampuan yang tinggi dalam menciptakan dan memanfaatkan pertentangan di antara anggota organisasi atau kelompok. Pertentangan yang diwarnai rasa gelisah, saling mencurigai dan rasa tidak aman, merupakan kondisi masyarakat yang disenangi pemimpin ini. Bersamaan dengan itu pemimpin juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan simpati dari pihak-pihak yang bertentangan, karena masing-masing pihak akan mengira pemimpin tersebut berada di pihaknya.
Suasana pertentangan dan saling mencurigai yang sengaja diciptakan dan dibina, akan berakibat sulit mewujudkan kerjasama. Sebaliknya adalah persaingan (kompetisi) yang tidak sehat dan saling menyabot, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan. Bersamaan dengan itu muncul pula orang-orang yang senang mengambil muka dan penjilat pada pimpinan. Pemimpin type ini selalu berusaha menghindari musyawarah antara pihak-pihak yang bertentangan atau berselisih.
Type kepemimpinan ini cenderung bersifat kepemimpinan bebas (laissez faire), karena jika dalam suasana/keadaan yang tidak stabil, semua orang mungkin saja membuat keputusan dan melakukan kegiatan yang bertujuan menyabot atau merintangi kegiatan orang lain. Keputusan dan kegiatan itu berada di luar kontrol seorang pemimpin, karena secara sengaja setiap orang/pihak yang bertentangan di dorong untuk bertindak sendiri-sendiri.
Dari beberapa type kepemimpinan yang telah diuraikan diatas, type pemimpin missionary dan dan headmanship sepertinya merupakan type kepemimpinan yang menjadi idaman setiap warga masyarakat. Untuk itu penting kiranya memiliki pemimpin yang mempunyai perilaku pelindung dan penyelamat masyarakat (missionary). Ataupun pemimpin yang bertype headmanship (pengayom), dan perlu mengindari naiknya pemimpin yang otoriter apalagi yang agitator. []