Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Mengenal Tipe Pemimpin Idaman Masyarakat

5 November 2019   20:41 Diperbarui: 5 November 2019   20:57 328 0
PEMIMPIN yang terbaik adalah yang paling memiliki penguasaan diri untuk dipimpin. Maka seorang Pendito Ratu haruslah a man of nothing to loose. Tak khawatir kehilangan apa-apa. Jangankan harta benda, simpanan uang, seribu perusahaan, tanah, gunung dan tambang. Sedangkan dirinya sendiripun sudah tak dimiliknya, sebab telah diberikan kepada Tuhan dan rakyatnya (Emha Ainun Nadjib).

Seorang pemimpin dalam era yang "serba krisis" ini dituntut untuk senantiasa memiliki tingkat kepekaan yang tinggi dalam menghadapi tantangan dan menciptakan pembaruan dalam segala aspek kehidupan. Paling utama, untuk menjadi seorang pemimpin dituntut bagaimana mampu memberdayakan segala kekuatan secara benar dan tepat. Di samping itu juga sanggup untuk menghadapi tantangan masa depan yang akan mempengaruhi kehidupan rakyat serta dalam penyelesaian berbagai masalah yang terjadi.

Stehen R. Covey dalam "Principle Contered Leadership", mengetengahkan masalah kronis yang cukup representatif menggambarkan kondisi kehidupan termasuk Indonesia adalah antara lain ketiadaan kebersamaan nilai dan visi, lemahnya keterpaduan antara visi dan sistem, gaya manajemen yang tidak pas dengan visi dan krisis kepercayaan. Kesemuanya ini merupakan masalah kronis. Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu caranya adalah seorang pemimpin harus mempunyai pola pikir serta perilaku yang baik sesuai dengan tuntutan tugasnya.

Untuk menjadi seorang pemimpin hendaknya janganlah yang bertype expert (ahli). Karena pemimpin yang demikian, dengan keahlian khusus yang dimiliki akan memerintah cenderung kepada otoriter. Lebih ideal kiranya yang menjadi seorang pemimpin adalah yang bertype missionary atau bertype headmanship.

Perilaku kepemimpinan yang missionary (pelindung) dan penyelamat menunjukkan ciri-ciri atau karakteristik antara lain; selalu berusaha aktif mencegah pertentangan dan menghindari konflik dengan pihak-pihak lain. Dengan demikian berarti simpati dan penerimaan orang lain dipandang sebagai awal dari sukses mewujudkan usaha membantu dan menolong orang lain yang dipandang perlu, baik diminta ataupun tidak.

Di samping itu juga memiliki kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam menghormati, menghargai orang lain dan mengendalikan diri. Namun kemampuan dan kemauan itu tidak didasari oleh pandangan bahwa manusia atau rakyat merupakan subyek. Sehingga rakyat dipandang sebagai obyek yang memerlukan pertolongan karena tidak mampu lagi menolong dirinya sendiri.

Type pemimpin yang missionary juga mempunyai perhatiannya yang lebih besar terhadap orang luar atau masyarakat yang memerlukannya. Dengan kata lain perilaku kepemimpinan menuntut anggota-anggotanya untuk mengutamakan pengabdian dan pemberian pelayanan, bukan sebaliknya untuk dilayani.

Sedangkan type pemimpin headmanship (pengayom) dapat ditandai bahwa; kepemimpinan ini dijalankan dengan kesediaan berkorban, pengabdian, melindungi dan selalu melibatkan diri dalam usaha memecahkan masalah. Pemimpin memiliki kesediaan dan kesungguhan dalam mengayomi masyarakatnya, dengan berbuat segala sesuatu yang layak dan diperlukan.

Seorang pemimpin juga janganlah sekali-kali mengangung-agungkankan kekuasaan. Karena kekuasaan akan selalu mengundang kekuasaan tandingan atau barangkali lebih tepat dikatakan bahwa kekuasaan tidak dapat ada tanpa adanya kekuasaan tandingan.

Perlu diingat, seseorang yang menganggap dirinya paling berkuasa (souverein) pada suatu saat akan merasa menduduki stratifikasi paling tinggi. Sehingga dengan demikian tidak akan memeberikan hak kesinambungan yang lebih tinggi kepada kelompok yang lain. Gejala ini selalu berpengaruh dominan pada kesinambungan pada kehidupan politik.

Kondisi ini akan semakin parah lagi jika pemimpin yang berkuasa mempunyai type yang agitator. Type kepemimpinan ini akan diwarnai dengan kegiatan kepemimpinan dalam bentuk tekanan-tekanan, adu domba, memperuncing perselisihan, menimbulkan dan memperbesar perpecahan (pertentangan) dan lain-lain dengan maksud untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri. Agitasi yang dilakukan terhadap masyarakat adalah untuk mendapatkan keuntungan bagi organisasinya, kroninya dan bahkan untuk kepentingan pemimpin itu sendiri.

Kepemimpinan agitator memiliki kemampuan yang tinggi dalam menciptakan dan memanfaatkan pertentangan di antara anggota organisasi atau kelompok. Pertentangan yang diwarnai rasa gelisah, saling mencurigai dan rasa tidak aman, merupakan kondisi masyarakat yang disenangi pemimpin ini. Bersamaan dengan itu pemimpin juga memiliki kemampuan untuk mendapatkan simpati dari pihak-pihak yang bertentangan, karena masing-masing pihak akan mengira pemimpin tersebut berada di pihaknya.

Suasana pertentangan dan saling mencurigai yang sengaja diciptakan dan dibina, akan berakibat sulit mewujudkan kerjasama. Sebaliknya adalah persaingan (kompetisi) yang tidak sehat dan saling menyabot, baik secara tersembunyi maupun terang-terangan. Bersamaan dengan itu muncul pula orang-orang yang senang mengambil muka dan penjilat pada pimpinan. Pemimpin type ini selalu berusaha menghindari musyawarah antara pihak-pihak yang bertentangan atau berselisih.

Type kepemimpinan ini cenderung bersifat kepemimpinan bebas (laissez faire), karena jika dalam suasana/keadaan yang tidak stabil, semua orang mungkin saja membuat keputusan dan melakukan kegiatan yang bertujuan menyabot atau merintangi kegiatan orang lain. Keputusan dan kegiatan itu berada di luar kontrol seorang pemimpin, karena secara sengaja setiap orang/pihak yang bertentangan di dorong untuk bertindak sendiri-sendiri.

Dari beberapa type kepemimpinan yang telah diuraikan diatas, type pemimpin missionary dan dan headmanship sepertinya merupakan type kepemimpinan yang menjadi idaman setiap warga masyarakat. Untuk itu penting kiranya memiliki pemimpin yang mempunyai perilaku pelindung dan penyelamat masyarakat (missionary). Ataupun pemimpin yang bertype headmanship (pengayom), dan perlu mengindari naiknya pemimpin yang otoriter apalagi yang agitator. []

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun