Mohon tunggu...
YeBambang Triyono
YeBambang Triyono Mohon Tunggu... pegawai negeri -

WI Puslitbangdiklat RRI

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Radio Televisi Masa Depan, Siaran Digital atau "Streaming"?

14 Februari 2018   12:32 Diperbarui: 14 Februari 2018   12:45 3618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: /adheaisyah123.files.wordpress.com

Standar DRM menguraikan sejumlah modes operasi yang berbeda, yang secara garis besar terpisah daklam dua kelompok sebagai berikut:

DRM30modes, yang secara spesifik dirancang untuk digunakan pada band siaran AM dibawah 30MHz.

DRM+modes, yang dugunakan untuk spektrum  dari 30MHz to 300MHz, berpusat pada  FM broadcast band II.

DRM telah menerima rekomendasi dari International Telecommunication Union (ITU), yang menyediakan dukungan peraturan internasional untuk pengoperasian transmisi. Standar utama DRM telah diterbitkan oleh The European Telecommunications Standards Institute (ETSI). ETSI menerbitkan standar teknis secara keseluruhan yang dimiliki DRM saat ini, (http://www.bbc.co.uk/rd/projects/digital-radio-mondiale),

Selain kemampuan memenuhi persyaratan spektrum saat ini, sistem DRM juga menguntungkan karena memiliki sistem terbuka. Seluruh pabrikan dan pihak  terkait yang tertarik memiliki akses bebas untuk melengkapi standar teknis, dan mampu merancang peralatan manufaktur berbasis kelayakan. DRM memanfaatkan kepemilikan propagasi unik AM bands. 

Pengenalan  DRM30 memberi peluang kepada broadcaster (lembaga penyiaran) untuk memberi pelayanan kepada pendengar dengan kualitas audio secara signifikan dan kehandalan pelayanan. Hasilnya broadcasters internasional dapat menyediakan pelayanan dengan menggunakan frekuensi SW (short wave) dan MW (medium wave) yang dapat disandingkan dengan pelayanan FM lokal, sambil meningkatkan kemudahan tuning pelayanan pendengar dan pelayanan data tambahan.

Radio Digital Sarana Konvergensi Media

Dalam suatu sesi pada sebuah konferensi internasional "Asia Meets Europe" di Rumania September lalu, ketua DRM, Ruxandra Obreja mengemukakan, Digital radio dapat menjadi bagian dari konvergensi cerdas jika kita memberinya kesempatan. http://www.radioworld.com/tech-and-gear/0003/convergence-opportunity-or dead end/ 340626. Sebagai sebuah gagasan konvergensi digital telah muncul paling tidak selama 40 tahun yang dipahami bahwa konvergensi digital merupakan penggabungan multi teknologi menjadi satu. 

Sepintas pandang, digital, teknologi yang digabung (converged technologies) memberi kesempatan kepada 2,5 milyar orang untuk mengakses kepada pengetahuan dunia melalui telpon pintar (smartphone). Bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu bahwa sebuah proses, cara baru untuk memahami dan meminang (engange) dunia. Konvergensi digital adalah sebuah label yang disebut berulang-ulang dengan frasa lain yakni revolusi digital, realitas virtual, relitas hybrid, intelegensi artifisial, dll. 

Ini sebuah label yang juga menjadi bagian dari sebuah realitas dimana Generasi Z (mereka yang lahir setelah 1995) sedang menggunakan format digital. Radio telah menjadi atribut konvergesi yang melekat. Radio menciptakan visual radio (VR) atau radio gambar dan audio radio (AR) dalam benak manusia, sepintas didengar dan mudah lupa, sangat lokal, bahkan personal/pribadi, dan radio menggunakan intelegensi nyata bukan tiruan (artifisial) karena radio membangun ramuan terbesar seluruh media: membeberkan cerita (storytelling).

Radio Streaming

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun