Mohon tunggu...
Year Rezeki Patricia Tantu
Year Rezeki Patricia Tantu Mohon Tunggu... Guru -

seorang pendidik yang sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Bapak Presiden Jokowi

22 Juni 2018   10:27 Diperbarui: 22 Juni 2018   10:40 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi menggendong anak Papua (dennysiregar.com)

"Kamu harus bisa belajar dari pengalaman, suatu saat nanti kamu akan menjadi orang besar" begitu nasehat Kakek Jokowi untuk Jokowi yang masih dalam masa kanak-kanak. Kalimat tersebut diambil dari cuplikan Film Jokowi yang sempat dirilis beberapa tahun lalu. Pengalaman hidup Bapak Presiden Jokowi pada masa kecil membuat dia belajar dan bertekad untuk mengubah nasib hidupnya dan bangsanya.

Jika kita berpikir bahwa orang yang terlahir miskin secara materi tidak bisa sekolah dan akan selamanya menjadi miskin serta tidak bisa berbuat apa-apa, maka kita masih memiliki pemikiran yang sempit tentang hidup yang Tuhan anugerahkan. Jokowi menjadi bukti bahwa kekayaan bukanlah segalanya dan kekayaan bukanlah penentu kesuksesan dalam hidup.

Dalam rangka memperingati ulang tahun Pak Presiden Jokowi pada hari Kamis, 21 Juni 2018 kemarin, sudah saatnya anak-anak muda bangsa belajar dari sosok pemimpin negara kita ini. Joko Widodo, begitulah nama yang diberikan kedua orang tuanya, memang hidup dalam masa kesulitan sewaktu masa kanak-kanak.

Tidak memiliki tempat tinggal yang tetap, beberapa kali harus pindah dan menumpang di rumah orang, dan mengalami kesulitan ekonomi sehingga hanya bisa bersekolah di sekolah yang tergolong biasa sampai pada masa SMA adalah hal yang dialami Bapak Presiden kita. Namun, kesulitan hidup yang dialaminya tidak membuat kedua orang tua Jokowi berhenti untuk mendidiknya dalam nilai-nilai hidup yang membangun kualitas hidupnya hingga sekarang.

Ayah dari Jokowi merupakan sosok yang sangat hebat  karena mampu menanamkan karakter pejuang dalam hidup anaknya. "Orang yang benar-benar disebut Priyayi (kaum bangsawan) sesungguhnya adalah orang yang bertindak dan berbuat benar, bukan karena kekayaannya" sepenggal nasehat yang diberikan ayah Jokowi kepada Jokowi saat  berbincang dengannya. Betapa pentingnya sosok seorang ayah dalam mendidik karakter anak.

Ayahnya meluangkan waktu untuk bermain dengannya, meluangkan waktu menemani dia memancing di bantaran sungai sambil memberikan nasehat-nasehat kepadanya. "Lahir sebagai orang miskin tidak salah, tetapi kalau kita mati sebagai orang miskin ya salah; karena Tuhan memberikan kemampuan kita untuk berusaha. Kamu lihat orang-orang yang ada disana, lahir dan tinggal di bantaran kali, tidak sekolah. Kita juga akan seperti itu tinggal tunggu nasib, tetapi kalau kita mau belajar dan ikhtiar, kita bisa memperbaiki hidup kita" kata ayah Jokowi.

Betapa beruntungnya Pak Jokowi, memiliki sosok ayah yang terus membekalinya dengan hal yang berharga dalam hidup. Ditambah lagi dengan sosok Ibu yang benar-benar menjadi penolong bagi keluarga mereka. Seorang Ibu yang terus mendoakan Jokowi agar tetap dalam hidup yang benar dan bisa berguna kelak.

Inilah peran penting orang tua bagi anak-anak, yaitu mendidik anak dengan nilai-nilai hidup yang benar sekalipun mengalami kesulitan hidup atau menghadapi tantangan zaman yang semakin berkembang. Anak mampu berdiri dan berjuang jika didukung oleh peran orang tua yang terus menanamkan nilai hidup yang benar.

Sejak kecil, Jokowi terus berprestasi di sekolah tempat dia belajar. Kemauannya untuk terus belajar membuahkan hasil yang sangat memuaskan sampai akhirnya dia diterima di Universitas Gajah Mada, salah satu universitas terbaik di Indonesia. Keterbatasan fasilitas yang dimilikinya tidak membuat dia malu dan malas untuk belajar, tetapi membangkitkan semangatnya untuk bisa membanggakan orang tuanya.

Pertanyaan untuk anak-anak muda Indonesia: apakah kita memiliki kemauan untuk terus belajar sekalipun banyak tantangan yang dihadapi? Seberapa banyak dari generasi milenial yang cepat putus asa dan tidak punya motivasi belajar lagi ketika menemui kesulitan baik di sekolah ataupun dalam keluarga? Padahal zaman sekarang merupakan zaman yang sudah jauh lebih berkembang dalam hal teknologi dan informasi.

Kita bisa dengan mudah belajar dengan kemajuan teknologi dan informasi yang sudah bisa diakses dengan cepat. Mari kita belajar dari Bapak Presiden yang memiliki kemauan belajar terus-menerus sejak kecil hingga sampai sekarang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun