Pamali berfungsi sebagai aturan sosial yang menjaga hutan larangan tetap lestari. Di balik kepercayaan ini tersimpan nilai penting bagi lingkungan, yaitu menjaga hutan berarti melindungi sumber air, tanah, dan kehidupan di sekitarnya. Dalam menghadapi perubahan iklim, hutan larangan berperan besar sebagai penyerap karbon dan penyeimbang ekosistem, sehingga membantu mengurangi dampak seperti kekeringan dan banjir.
Warga Girijaya masih memegang pengetahuan tradisional dalam membaca tanda-tanda alam. Mereka memperhatikan perilaku hewan dan tumbuhan untuk menentukan waktu tanam.
"Kalau di sini bisa diprediksi begini ya kalau udah ada tongeret binatang yang kuek kek kalau sore itu ya itu berarti panas akan ada panas gitu trus dulu tuh suka gini, kalau ada pohon kapuk udah mulai mekar, itu tandanya udah mau musim panas," jelas RD.
Pengetahuan lokal dalam menentukan tanggal tanam ini menunjukkan kemampuan masyarakat Girijaya untuk beradaptasi dengan lingkungan. Dengan membaca tanda-tanda alam seperti perilaku hewan dan tumbuhan, mereka dapat menyesuaikan waktu tanam agar sesuai dengan kondisi cuaca. Di tengah perubahan iklim yang membuat musim semakin sulit diprediksi, pengetahuan tradisional ini menjadi bentuk adaptasi penting yang membantu petani mengurangi risiko gagal panen dan menjaga ketahanan pangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI