Mohon tunggu...
Yayu Rahayu
Yayu Rahayu Mohon Tunggu... -

simple woman and calm. an English teacher in a course. I like watching, listening, cooking, browsing, writing, traveling and someone-who-never stop trying! =)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman ritual UN dulu

17 April 2012   15:47 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:30 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

menurut anak-anak sekarang yang mengikuti UN, kalo UN sekarang tuh menakutkan.. wah seperti melihat hantu-kah, atau pemerintah juga kemendiknas hanya menghantui anak-anak yang sedang UN? dulu waktu saya menghadapi UN tidak seperti sekarang yang harus diawasi polisi selain pengawas sekolah.. ck ck

2 tahun yang lalu ketika saya masih tinggal dengan bibi yang punya anak sejak saat itu akan menghadapi UN untuk melanjutkan pendidikan ke SMA. bibiku berharap anaknya itu lolos UN dengan baik dan dijauhkan dari kesulitan.

bibi saya  telah meminta bantuan temannya, biasanya saya memanggilnya teteh, yang memang baik dan mengerti agama, ia juga sering berkunjung dan selalu mengajak bibi saya  mengikuti pengajian. ia bercerita bahwa anak-nya akan mengikuti UN, bagaimana agar lancar lalu temannya  menyarankan sebuah pensil 2B dan botol Aqua. saya kebetulan memperhatikan ibu itu membacakan doa di atas botol Aqua yang berisi air putih lalu menggenggam sebatang pensil 2B yang biasanya digunakan untuk menghitamkan bulatan kecil yang ada di lembar jawaban komputer, lalu ia membacakan doa di seluruh permukaan batang pensil tersebut, entah doa apa yang ia hembuskan.

hari berikutnya 1 hari sebelum menjelang ujian, saudaraku sedang beristirahat sepulang sekolah,  bibi saya menyuruh saya untuk memberikan pensil 2b yang sudah didoakan,

" Yu, tolong ambil pensil yang diatas meja lalu simpan didalam tas karin" pinta bibiku

"Ok."

" tapi pelan-pelan jangan sampai dia terbangun dan tau kamu masukin pensil dalam tasnya." lanjutnya.

Lalu aku beranjak menuju kamarnya, kulihat dia sedang tidur dan tasnya berada didekatnya, tambah deg-deg'an aja aku kalo sedikit bersuara, dia bisa marah-marah kesal biasanya lelah. pelan-pelan aku masukkan pensil kedalam tas-nya, dia sempat terbangun. akhirnya selesai

keesokan harinya dia mengecek isi tas-nya sebelum sekolah dan melihat pensil yang bukan punya dia, lalu dia bertanya pada ibunya

" Ma, ini pensil yang mana ya perasaan ga punya yang seperti ini deh?"

"Simpan aja buat nanti kamu ujian" kata ibunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun