Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Saung Ranggon dan Taman Buaya bersama Click

4 Maret 2023   21:46 Diperbarui: 19 Maret 2023   17:18 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu Sri Mulyati menjelaskan sejarah Saung Ranggon. Saung ini didirikan di abad ke 16 sebagai tempat persembunyian anak Pangeran Jayakarta dari kejaran pasukan Belanda. Saat ini Saung Ranggon digunakan untuk menyimpan keris benda pusaka dan tempat petilasan.

Bersama ibu Sri Mulyati sang juru kunci (dok.yayat)
Bersama ibu Sri Mulyati sang juru kunci (dok.yayat)

Bangunan ini terbuat dari kayu ulin, yang belum pernah diganti sejak bangunan ini berdiri. Saya memandang ke sekitar. 

Atap bangunan berbentuk segitiga dan tinggi sekali. Kayu bangunan masih bagus tak terlihat lapuk dimakan rayap. Lantai bangunan dialasi karpet, ada tirai kain yang menjadi sekat.

Saung Ranggon banyak didatangi orang untuk berziarah dan berdoa. Tujuan doanya macam-macam, dari mulai minta naik jabatan sampai minta kesehatan. Saya juga sempat berdoa, untuk tujuan yang tentunya rahasia.

Yang menjadi tujuan pengunjung adalah sebuah kamar di dalam Saung Ranggon, tempat penyimpanan benda pusaka. Ketika masuk, saya merasa merinding. 

Hal yang wajar kita alami ketika memasuki tempat yang dianggap keramat. Namun hanya merinding saja yang saya alami. Saya tidak merasakan hal-hal lain.

buaya di taman buaya (dok.yayat)
buaya di taman buaya (dok.yayat)

Saung Ranggon menjadi cagar budaya. Sayangnya biaya perawatan belum mendapat bantuan dari pemda setempat. 

Keluarga pengelola merawat Saung Ranggon menggunakan uang sumbangan dari pengunjung yang datang. Semoga Pemda menaruh perhatian pada cagar budaya ini.

Taman Buaya Indonesia Jaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun