Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bertemu Robot Menari dan Mencicipi Kopi Rendah Kafein di InaRI EXPO 2022

9 November 2022   14:18 Diperbarui: 9 November 2022   14:29 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menyukai sains sejak dini (dok.yayat)

Kepedulian pada lingkungan sekitar juga menggerakkan finalis LKIR yang lain, Rafina Lutfi dan Najwa Qori'atun dari Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo, untuk memanfaatkan jamur merang sebagai bahan tekstil.

Banyaknya petani padi yang membakar Jerami bekas panen padi membuat masyarakat terganggu dengan asapnya. Karena itu Rafina dan Najwa menggunakan Jerami untuk membudidayakan jamur merang.

Selain mengurangi polusi udara akibat pembakaran Jerami, budidaya jamur merang juga untuk memberikan edukasi pada masyarakat bahwa jamur merang yang dibudidayakan tidak beracun. Petani memang menganggap jamur merang beracun, padahal racun jamur merang berasal dari obat yang digunakan untuk padi.

Bagian jamur merang yang digunakan untuk tekstil adalah miselium jamur merang atau bakal jamur merang yang akan tumbuh menjadi jamur. Miselium jamur merang lalu dikeringkan dan dicampur dengan polivinil alkohol. Hasil pengolahan miselium dan polivinil ini menjadi bahan keras yang bisa dijadikan sebagai ikat pinggang, tas dan lain-lain.  

booth universitas negeri Yogyakarta (dok.yayat)
booth universitas negeri Yogyakarta (dok.yayat)

Proses penelitian berlangsung selama satu bulan dan BRIN membantu dalam proses pengujian. Di lokasi pengujian yang disediakan oleh BRIN, para siswa melakukan tes tanpa dipungut bayaran. BRIN juga menyediakan mentor untuk para siswi selama proses penelitian yang berlangsung selama beberapa bulan. 


Masih banyak anak-anak pelajar yang memamerkan hasil penelitiannya di sana seperti membuat bonggol pisang menjadi penyaring air, memetakan daerah rawan longsor untuk ditanami bambu penahan longsor, membuat wayang beber menjadi sarana edukasi mencegah perundungan dan banyak lagi ide-ide menarik lainnya. 

Dengan begitu antusiasnya para periset muda, tujuan BRIN agar InaRI Expo 2022 mampu mendorong periset Indonesia meraih prestasi yang lebih tinggi serta kreator di bidang teknologi bisa terus mengasah kemampuan untuk menghasilkan produk baru, akan tercapai. Tak sabar melihat ide dan inovasi apalagi yang akan dipamerkan oleh para periset muda di tahun depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun