Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Belajar Motret dari Arbain Rambey dan Kisah di Balik Foto Headline Kompas

29 Maret 2018   20:43 Diperbarui: 31 Maret 2018   00:05 6318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ngajak pak Arbain Rambey selfie pas lagi ngambil makan (dok.yayat)
ngajak pak Arbain Rambey selfie pas lagi ngambil makan (dok.yayat)
Soal komposisi, pak Arbain Rambey memberi saran agar kita mengingat unsur EDFAT dalam foto jurnalistik yaitu Entire, Detail, Frame, Angle dan Time. Sementara soal momen, ini nggak bisa kita atur tapi bisa kita rencanakan. Saya pernah ngacir pagi-pagi sekali ke lokasi wisata Negeri Di Atas Awan di hutan pinus Mangunan Jogja. Tujuannya ya supaya dapet momen ketika awan masih bergelayutan di sela-sela pinus. Jadi feel di atas awannya dapet banget dan kepotret dengan jelas.

Sayangnya yang berburu momen itu bukan saya doang. Akhirnya saya kudu antri panjang buat memasuki lokasi wisata dan sampe di spot tertinggi udah siang. Dapet awannya dikit bener jadinya. Memotret suasana pemandangan itu kudu pagi banget, kalo udah siang hasilnya bisa beda dan foto jadi nggak menarik. Kecuali yang mau kita potret adalah suasana keramaian di lokasi wisata, ya justru kudu nunggu siang biar ramenya dapet.

Sejatinya memang banyak aplikasi buat edit foto. Foto jelek jadi bagus. Tapi aplikasi edit foto hanya bisa digunakan buat membenahi urusan teknis. Misalnya cropping, menambah terang atau ketajaman objek. 

Faktor komposisi dan momen nggak bisa dibenahi dengan aplikasi edit. Misal motret seseorang ternyata pas dicek hasil jepretan orang tersebut matanya lagi merem pas kena jepret. Mana ada aplikasi edit foto yang bikin mata orang di dalam foto jadi melek.

Ada 4 klasifikasi foto menurut pak Arbain Rambey yaitu foto bagus, foto indah, foto menarik dan foto berbicara. Foto bagus adalah foto yang sesuai dengan target pembuatannya. Misalnya foto sebuah makanan, kalau kita jadi ingin makan makanan tersebut artinya foto itu sudah memenuhi kaidah sebagai foto bagus Foto indah adalah foto yang menyenangkan. 

Foto menarik adalah foto yang memancing untuk dilihat. Foto berbicara adalah foto yang bisa dimengerti oleh orang yang melihatnya.

pak Arbain Rambey in action lagi (dok.yayat)
pak Arbain Rambey in action lagi (dok.yayat)
Foto jurnalistik dan di balik foto keren headline Kompas

Foto terdiri dari beberapa jenis, ada fotografi jalanan, fotografi jurnalistik dan lain-lain. Tapi semua jenis foto ini tetap kudu memenuhi 4 unsur penting di atas yaitu teknik, posisi, komposisi dan momen. Foto jurnalistik adalah foto tentang sebuah peristiwa yang mendukung sempurnanya sebuah tulisan berita. Mengejutkan pas pak Arbain Rambey bilang bahwa 99% foto jurnalistik diambil sebelum dipotret. Loh kok bisa?

Plan atau rencana alias rancangan, adalah faktor penting dalam sebuah foto jurnalistik. Sebelum pak Arbain Rambey memotret, ia sudah merencanakan foto seperti apa yang akan ia ambil. 

Pak Arbain juga sering melakukan survey lokasi untuk mendukung rencananya. Jadi kayak kita mau bangun rumah gitu. Kita rancang bentuk rumah dalam gambar dan bangun rumah berdasar gambar itu. Begitu juga yang terjadi dalam foto jurnalistik.

Posisi dan angle penting banget dalam foto jurnalistik. Nggak dapet posisi yang bagus ya nggak bisa menghasilkan foto yang informatif. Tau nggak? Untuk menghasilkan foto yang jadi headline di harian Kompas, para photographernya kudu jungkir balik? Sementara berapa foto yang dipasang sebagai headline? Satu doang!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun