Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rangkaian Kisah Distribusi Global Qurban hingga ke Negeri Somalia

1 Oktober 2015   09:49 Diperbarui: 1 Oktober 2015   10:16 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Global Qurban di Somalia

Bummm…! Sapi berwarna coklat serupa sapi Bali itu terbanting ke lantai. Hanya dengan sekali sepakan dan pitingan di leher, sapi kurban bernomor SP-0551 itu terbaring tenang. Rambo yang melakukannya. Ya kami memanggilnya begitu karena ia gemar bertelanjang dada dan mengenakan ikatan di kepala bak ‘Rambo’. Usianya mungkin belum lagi 20 tahun. Badannya kekar dan kokoh. Ada beberapa orang lagi seperti Rambo, mahir ‘membaringkan’ sapi. Tapi Rambo yang paling cepat dan efektif.

Kisah itu adalah sekelumit potongan perjalanan dari distribusi Global Qurban di wilayah terdampak konflik Somalia.

Ada yang berbeda dengan Qurban tahun ini di Mogadishu. “Sekarang pemerintah Somalia tak mengizinkan pemotongan berlangsung di lokasi-lokasi luar ruangan dekat pemukiman warganya. Mulai tahun ini penyembelihan dipusatkan di rumah pemotongan hewan di kota Mogadishu,” jelas Rudi Purnomo, Team Leader Global Qurban 2015. Padahal, kata Rudi, lembaga-lembaga dari luar Somalia yang melaksanakan kurban di Somalia ada puluhan.

Karena kabar itu, akhirnya beribu hewan kurban dijagal di “Jazeera Butchery House”, nama RPH di Mogadishu. Kawasannya seluas hanya 200x36m2. “Hari pertama kurban, kami seperti berada di dalam sebuah karavan besar berisi sapi sekaligus penjagalnya yang juga ratusan jumlahnya. Hampir tak ada ruang gerak, juga ruang untuk menyembelihnya,” tutur Rudi,

Sentralisasi, boleh jadi sebuah kebijakan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan dari limbah pejagalan. Hal ini membawa konsekuensi tersendiri. Sebaran kurban yang jauh dari RPH, memerlukan kendaraan. Maka, berbagai lembaga termasuk Global Qurban bersama dengan lembaga mitra di Mogadishu, sudah mengantisipasinya dengan mencari kendaraan bak terbuka.

Jauh dari lokasi pengungsi, menjadikan program ini perlu waktu mengantarkannya. Beruntung, Somalia sebagai ‘negeri ternak’ punya jagal-jagal yang handal dan biasa bekerja cepat. “Dengan pola sentralisasi, kami dimudahkan dalam pendokumentasian (foto) hewan kurban sebelum dan sesudah penyembelihan. Sayang, Global Qurban hanya mendapat jatah area hanya satu blok berukuran 12x12meter saja. Itu terlalu sempit untuk mengeksekusi pendokumentasian.

Maka usai penyembelihan di hari pertama Idul Adha, Kamis (24/9), Tim Gobal Qurban melakukan evaluasi dan menyampaikan hasilnya kepada mitra lokal di Somalia, ZamZam Foundation yang menjadi pemangku hajatan kurban global di Somalia. Hasilnya, di hari berikutnya atau di hari pertama tasyrik, Jum’at (25/9) Global Qurban mendapatkan 3 blok plus tambahan tenaga pendokumentasian penyembelihan.

Tahun demi tahun, kurban tetap terbagi ke tengah pengungsi Somalia. Lembaga penyelenggara kurban tak berkurang kurbannya. Pembagian kurban yang berlangsung tertib, memicu senyuman. Masing-masing meyakini ada keberkahan bagi yang memberi juga yang menerima.

Hari kedua tasyrik (Sabtu), Tim Global Qurban mendapatkan lebih banyak lagi ruang untuk area penyembelihan, pengulitan dan pencacahan hewan kurban. Kali ini berlipat dua, menjadi 6 blok. “Ya..ya kami tahu kesulitan saudara-saudara dari Global Qurban. Memang agak sulit mengaturnya, tapi sudah kami atasi. InsyaAllah sampai besok lancar ya,” tutur Mohammed, Koordinator Penghubung ZamZam dengan GQ. Bekerja di ruang lebih lapang, berpengaruh pada kecepatan eksekusi. Sangat melegakan.

Tiga hari pertama penyembelihan, Global Qurban terus meluas “area kerjanya” di RPH itu. Tepat pada tasyrik terakhir, Minggu (29/9), area pemotongan menjadi ‘milik’ Global Qurban. “Jazeera Butchery House” lebih lengang dari hari-hari sebelumnya. Hingga pukul 13.00 waktu Somalia, total kurban telah diselesaikan. Hari itu juga ZamZam menuntaskan distribusi daging ke beberapa area distrisbusi yang sudah diprogramkan. Di setiap pengungsian, kegembiraan menguar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun