Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Laporan Resmi KNKT: Mengungkap Kronologi Jatuhnya Pesawat Air Asia QZ8501

3 Desember 2015   10:52 Diperbarui: 3 Desember 2015   11:19 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kronologi Jatuhnya AirAsia

Selasa, 1 Desember 2015 menjadi salah satu momen yang bersejarah dalam industri penerbangan Indonesia. Rekaman masyarakat Indonesia kembali diputar setahun ke belakang, mengingat kembali bagaimana duka yang menyeruak pasca tragedi jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 di sekitar Laut Jawa selatan Pangkalan Bun, Kalimantan. Kemarin 1 Desember, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya merilis satu bundel dokumen setebal lebih dari 200 halaman, menjadi laporan akhir dari investigasi menyeluruh yang bisa menjawab pertanyaan besar: apa sesungguhnya yang menjadi penyebab dari jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya-Singapura di pagi hari, 28 Desember 2014 setahun silam.

Berdasarkan hasil investigasi hampir satu tahun lamanya dengan melakukan analisis mendalam pada kotak hitam atau Flight Data Recorder penerbangan AirAsia QZ8501, diketahui bahwa penyebab utama dari jatuhnya pesawat nahas itu adalah karena empat kali kerusakan berturut-turut hanya dalam rentang waktu beberapa menit pada Rudder Travel Limiter Unit (RTLU) atau sistem kendali pada kemudi di sirip ekor belakang pesawat.

Begini kronologi lengkap jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501 seperti yang tertulis dalam laporan akhir investigasi yang dilakukan oleh KNKT.

Menurut Ketua Subkomite Kecelakaan Udara Kapten Nurcahyo Utomo, kerusakaan pertama pada RTLU terjadi pada pukul 06.01 WIB. Kemudian atas munculnya peringatan kerusakan itu, Pilot pesawat melakukan tindakan sesuai dengan prosedur dan checklist yang muncul pada Electronic Centralized Aircraft Monitoring (ECAM) kemudian problemnya hilang dan pilot memutuskan untuk melanjutkan penerbangan. Kemudian beberapa menit setelah itu, yakni pada pukul 06.09 WIB, muncul kembali kerusakan kedua pada RTLU, pilot pun masih melakukan tindakan serupa dengan mengikuti checklist warning yang keluar dalam ECAM.

Berselang beberapa menit setelah itu, yakni pada 06.15 WIB peringatan gangguan pada RTLU muncul kembali, ada indikasi pada tahapan ini pilot melakukan tindakan yang berbeda hingga akhirnya peringatan kembali hilang.

Hingga pada pukul 06.15 WIB, peringatan keempat berbunyi kembali mengingatkan ada kerusakan serius pada sistem RTLU. Di tahapan ini, sang awak pesawat memutuskan untuk mencabut circuit breaker Airbus A320 untuk mereset sistem. Atas tindakan ini pada akhrinya Flight Augmentation Computer (FAC) atau mudahnya adalah komputer autopilot pesawat otomatis mati. Artinya autopilot pesawat tak menyala dan kendali ada di sidestick pilot. Begitupun dengan autothrust pesawat yang mengendalikan kekuatan mesin.

Fatalnya, kondisi manual flight dalam alternate law ini tanpa proteksi komputer. Kedua awak pesawat pun dalam kepanikan tak bisa mengendalikan pesawat secara manual. Sehingga yang terjadi adalah pesawat AirAsia QZ8501 masuk dalam upset condition dan stall hingga akhir rekaman FDR yang tak bisa dikendalikan oleh kedua awak.

Kesalahan input manual pada kemudi kontrol pesawat yang dilakukan oleh kedua pilot telah menyebabkan pesawat berguling 6 derajat kekiri perdetik hingga menembus batasan maksimal 54 derajat ke kiri. Ketika itu pesawat memang masih bisa dikendalikan dengan memberikan input pada sidestick ke kanan secara penuh untuk mengembalikan posisi semula. Namun fatalnya, dari rekaman FDR diketahui bahwa ada input lainnya dari kedua awak pesawat yang membuat hidung pesawat naik ke atas dengan sudut maksimal 40 derajat. Kondisi ini menukik ke bawah yang berada di luar batasan terbang dan membuat kedua pilot sama sekali tak bisa melakukan recover.

Hingga akhirnya pesawat AirAsia QZ8501 menghujam deras ke lautan, tenggelam di dasar Laut Jawa. Menewaskan 155 penumpang dan tujuh orang kru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun