  Indonesia merupakan negara hukum yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, yang memiliki peraturan sendiri dan harus dihormati oleh semua pihak. Pada awal tahun 2015, kita dihebohkan dengan kasus pengedaran narkotika gelap yang dilakukan oleh beberapa warga negara asing dan juga warga negara Indonesia. Pengadilan memutuskan untuk menghukum mati para pengedar tersebut yang akhirnya mengundang kontroversi dari berbagai pihak, dari dalam negeri hingga dunia internasional. Ada yang pro dengan keputusan tersebut namun banyak juga yang kontra termasuk para tokoh pemimipin dunia yang warga negaranya menjadi tersangka dalam kasus pengedaran narkotika gelap ini. Meskipun menuai banyak kecaman, namun hal ini tidak menggentarkan pemerintah Indonesia untuk membatalkan eksekusi mati terhadap para pengedar narkotika gelap tersebut. Eksekusi mati tetap dilaksanakan dan berjalan dengan lancar.
  Kasus ini menarik perhatian saya dan teman-teman mahasiswa untuk melakukan riset mengenai bagaimana pandangan mahasiswa Universitas Surya terhadap hukuman mati bagi para pengedar narkotika gelap di Indonesia. Secara garis besar kami ingin mengetahui apakah menurut mereka dengan dilakukannya eksekusi mati terhadap pengedar narkoba gelap ini efektif dan pantas dilakukan untuk membuat pengedar narkotika lainnya jera. Seperti yang kita ketahui bahwa di Indonesia sendiri ada yang dinamakan Hak Asasi Manusia (Human Rights), yang secara spesifik berarti sebagai hak yang melekat pada diri manusia, bersifat kodrati dan fundamental, dan merupakan anugerah Tuhan yang harus dihormati, dijunjung tinggi, dan dihormati oleh setiap orang, masyarakat atau negara. Hak-hak ini menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang tidak boleh dilanggar serta berlaku pada semua orang, tidak peduli kaya-miskin, pintar-bodoh, laki-laki ataupun perempuan. Jadi initinya, HAM ini merupakan hak-hak dasar manusia yang tidak boleh diganggu-gugat oleh orang lain. Di dalamnya termasuk juga hak paling dasar manusia yaitu hak untuk hidup, yang mana hak ini erat kaitannya dengan hukuman eksekusi mati tersebut. Apakah eksekusi mati ini melanggar HAM? Atau bahkan sah-sah saja dilakukan karena pemberlakuan eksekusi mati tersebut juga sudah tercantum dengan jelas dalam UU No 35 Tahun 2009 pasal 118 ayat 2.
  Selain itu, hak asasi anak bangsa juga tidak boleh dikesampingkan. Kita semua tahu bahwa produsen maupun pengedar narkotika gelap tersebut telah merampas masa depan anak bangsa, yang mana nantinya merekalah yang akan menjadi pemimpin-pemimpin Indonesia. Apabila mereka rusak, maka apa jadinya bangsa ini? Kita tidak boleh membiarkan moral penerus bangsa ini hancur begitu saja karena narkoba. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan tindakan yang tegas untuk mencegah hal ini terjadi, salah satunya adalah dengan memberantas peredaran narkotika gelap di Indonesia. Berbagai cara mungkin telah ditempuh untuk mengurangi peredaran narkoba tersebut, namun sepertinya belum ada efek jera yang cukup kuat bagi para pelaku kejahatan ini. Sehingga hukuman eksekusi mati pun dilakukan dan kita masih belum tahu seberapa efektifkah dampak pelaksanaan eksekusi mati untuk mengurangi bahkan memberantas peredaran maupun penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
  Sebagai generasi penerus bangsa, dari diri kita pribadi juga harus ada tindakan pencegahan narkoba. Contohnya seperti mendekatkan diri kepada Tuhan, menjaga pergaulan, dan menuntut ilmu dengan tekun. Dengan hanya melakukan ketiga hal ini, maka kita otomatis telah melaksanakan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila dan juga berkontribusi dalam membangun negara Indonesia.
So, KEEP FIGHTING GUYS, and support our government to do the best for our country ^^
Â
sumber: materi perkuliahan kewarganegaraan
