Mendengar penjelasan dari kawanku, aku seperti tertampar.
Kawanku memang terlihat biasa saja, ia bukan pemuja agama yang fanatik. Ia tak sekedar beragama, namun sesungguhnya ia telah sampai pada level meyakini.Â
Tidak semua orang beragama bisa meyakini dengan sungguh-sungguh, tapi orang yang benar-benar meyakini, bisa dipastikan ia adalah orang yang beragama.
Shalat itu memang berat, karena Allah sendiri telah menyebutkan dalam firman-Nya bahwa Shalat dan sabar itu terasa berat dilakukan, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk (tulus ikhlas, dalam meyakini)-QS. Al-Baqarah: 45
Sejatinya shalat dan semua kewajiban dalam agama adalah kebutuhan kita, bukan sekedar kewajiban. Karena jika kita renungkan lebih jauh, semua kewajiban yang terasa seperti tanggungan itu, sejatinya adalah 'Yang akan menanggung,' menjadi penjamin dan penyelamat kita di keabadian, dengan seizin Allah tentunya.Â
Jadi, adakah alasan untuk menunda shalat?
Sesibuk dan se lelah apapun menghadapi kerasnya dunia yang hanya sementara ini, jangan sampai kita melupakan kebutuhan rohani kita.
Nabi Saw bersabda, seandainya diberi kesempatan untuk hidup lagi, niscaya mereka yang telah meninggal dunia tentu memohon untuk dihidupkan lagi supaya bisa melaksanakan shalat (HR. Abu Hurairah)
Mari, bergegas dalam mengejar kebaikan!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI