Mohon tunggu...
Yavis Nuruzzaman
Yavis Nuruzzaman Mohon Tunggu... Writer

Exploring the intricate tapestry of our world, one article at a time. Driven by curiosity and a desire to foster informed discussions. Join me in dissecting current affairs, sharing insights, and uncovering new perspectives.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Cara Potong 20% Tulisan Agar Lebih Efektif

9 Oktober 2025   12:19 Diperbarui: 9 Oktober 2025   12:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahasia tulisan kuat, Relakan 20% kata-katamu. Latih otot revisimu dan temukan inti ide terkuatmu di sini. (Pexels)

Selama bertahun-tahun, saya adalah penulis yang bangga dengan jumlah kata. Semakin panjang, semakin berisi, pikir saya. Saya suka memberi tahu pembaca semuanya: bagaimana saya merasa, mengapa saya merasakannya, dan detail kecil yang (menurut saya) membuat adegan itu hidup.

Masalahnya, tulisan saya jadi gemuk. Ia penuh dengan kata-kata yang tidak perlu, frasa yang bertele-tele, dan deskripsi yang melingkar-lingkar.

Sampai saya menemukan metode yang terdengar kejam namun revolusioner: Latihan 'Memotong Tulang' (The Bone Cutting).

Apa Itu 'Memotong Tulang'?

Latihan ini sederhana, tapi menantang. Ambil satu halaman tulisan Anda yang sedang dikerjakan. Hitung total jumlah katanya. Tugas Anda adalah memotong total 20% dari jumlah kata tersebut---tanpa menghilangkan informasi penting atau mengubah makna utamanya.

Bayangkan Anda seorang pematung yang harus mengikis kelebihan batu untuk menampakkan mahakarya di dalamnya. Kita tidak membuang maknanya; kita hanya membuang filler yang menempel di sekitarnya.

Awalnya saya ragu. Bagaimana mungkin saya memotong 20% dari kata-kata yang sudah saya pikirkan matang-matang?

Proses 'Pembedahan' yang Menyakitkan

Saya mengambil draf babak kedua cerita pendek saya. Jumlah kata awal: 500. Target pemotongan: 100 kata.

Berikut adalah beberapa area yang paling 'berlemak' yang saya temukan, dan bagaimana saya "memotong tulangnya":

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun