Konflik antara Israel dan Iran belum mereda. Meski sempat diumumkan gencatan senjata oleh Presiden AS Donald Trump, serangan balasan terus terjadi. AS bahkan telah secara langsung membombardir situs nuklir Iran, yang dibalas dengan rudal ke pangkalan AS di Qatar. Iran pun mengancam akan menutup Selat Hormuz---jalur vital ekspor minyak dunia.
Lalu, bagaimana jika semua ini benar-benar berubah menjadi Perang Dunia Ketiga?
Jika AS Turun Langsung...
Konflik akan membesar. Negara-negara seperti Hizbullah, Yaman, Arab Saudi, hingga Turki bisa ikut terlibat. Dunia akan terpecah dalam kubu. Krisis keuangan dan ketegangan geopolitik akan melumpuhkan perdagangan global. Harga energi, pangan, dan logistik melonjak tajam.
Jika Selat Hormuz Ditutup...
Sekitar 20% minyak dunia melewati jalur ini. Penutupan akan membuat harga minyak melambung ke atas US$120 per barel. Implikasinya? Harga BBM naik, ongkos logistik membengkak, dan inflasi menyerang berbagai negara, termasuk Indonesia.
Apa Dampaknya Bagi Kita?
Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia langsung kena imbas. Harga BBM naik, nilai tukar rupiah bisa melemah, dan harga barang kebutuhan pokok akan ikut melonjak. Pemerintah akan makin berat menanggung subsidi energi, sementara masyarakat menghadapi tekanan daya beli.