"Sebentar lagi, Pak. Laporannya sedikit lagi selesai."
"Jangan dipaksakan. Lanjutkan saja besok, deadlinenya masih lusa, kan?" Pak Wisnu tampak melihat jam di pergelangan tangannya sebentar.
"Tapi besok mau mengerjakan yang lain lagi, Pak." Utari juga melirik jam mungil di pegelangan tangan. Sudah jam empat sore, dan dia juga sangat ingin pulang.
"Mayang tidak membantu?"
"Dia izin, Pak. Katanya dia agak tidak enak badan."
"Ya, sudah. Maaf ya, Mbak Riri. Saya jadi merepotkan Mbak Riri. Nanti saya akan suruh Pak Warto untuk mengantarkan kopi dan camilan."
"Tidak usah repot-repot, Pak."
"Tidak apa-apa. Kasihan Mbak Riri juga, masih honorer tapi beban kerja sudah melebihi kami yang sudah PNS."
"Saya menyukainya kok, Pak. Anggap saja, saya sedang belajar."
"Ya, sudah. Kalau begitu saya pamit dulu."
"Iya, Pak. Hati-hati mengemudinya, dan salam buat Bu Erna."