Mohon tunggu...
Tia Septiani
Tia Septiani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Perbandingan Manusia Sempurna Menurut Ibn 'Arabi dan Konfucius

14 Mei 2024   15:23 Diperbarui: 14 Mei 2024   16:14 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Perkembangan yang begitu pesat akhir-akhir ini membuat kehidupan terasa sangat mengasyikkan, penuh harapan, memuat sejuta janji, dan sekaligus tantangan. Perkembangan tersebut terjadi di berbagai lini kehidupan. Dan di dalam masing-masing bidang tersebut muncul cabang-cabang yang begitu subur dan menggairahkan. Bahkan perkembangan tersebut terjalin berkelindan antara satu bidang dengan bidang lainnya. Sehingga demikian, perkembangan yang satu akan memacu dan memicu perkembangan yang lain. Masing-masing bidang kehidupan menjanjikan pemecahan permasalahannya sendiri setelah sekian lama terhalang oleh "balok baja" yang selama ini membuat manusia merasa tidak berdaya. Keadaan tidak berdaya itu telah berhasil didobrak dan segala permasalahan yang begitu menghantui di masa lampau, seolah tinggal menunggu waktu dan gilirannya untuk dipecahkan.
Manusia merupakan makhluk yang penciptaannya sempurna dibandingkan dengan makhluk yang pernah ada di dunia ini. Kesempurnaan penciptaan itu didasarkan kepada fakta bahwa manusia mengungguli makhluk lain berkat anugerah akal yang telah diberikan kepadanya. Dengan akal tersebut, maka manusia dapat berinovasi dalam menjalankan aktivitas kehidupan di dunia ini. Namun, sebuah persoalan yang sangat menarik muncul berkenaan dengan hakikat manusia. Dari persoalan ini kemudian melahirkan berbagai teori dan argumen dari berbagai aspek demi menjawab sebuah pertanyaan tentang hakikat manusia tersebut. Seperti dalam Islam, yang mengatakan bahwa hakikat manusia tidak lain merupakan bagian dari Tuhan, sementara beberapa tokoh ilmuan Barat memiliki pandangan yang berbeda terhadap hakikat manusia dengan memandang bahwa manusia sebagai makhluk materi yang dapat dibentuk dan menafikan keberadaan sang pencipta.
Banyak juga yang menyatakan bahwasanya manusia ini termasuk kedalam manusia yang individu dan sosial. Dari sudut pandang individu, dapat dilihat bahwa manusia dianggap sebagai realitas "diri" yang dimiliki pribadi, dalam arti kata tidak satupun diri seorang bisa dimiliki oleh orang lain. Sementara dari sudut pandang sosial, manusia merupakan individu yang membutuhkan individu yang lainnya atau suatu kelompok masyarakat, karena memang manusia terlahir ditengah-tengah masyarakat.
Dengan adanya persoalan ini, muncullah problematika yang ingin diketahui oleh manusia yaitu, tentang jati diri, hakikat, kodrat dan sifat sifat manusia yang berbeda dengan makhluk yang lainnya. Manusia adalah makhluk yang memiliki kemampuan, hak istimewa, dan memiliki tugas menyelidiki hal-hal yang mendalam. Ia memikirkan dan bertanya tentang segala hal. Setiap individu manusia memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Meskipun ia tidak perlu mengenal dan mengerti segala hal, setidaknya manusia berusaha mengenal serta mengerti dirinya sendiri secara cukup mendalam untuk dapat mengatur sikapnya dalam hidup. Tetapi untuk dapat mengatur diri dan untuk dapat membedakan apa yang baik atau yang buruk baginya. Ia harus sudah memperoleh pandangan yang cukup tepat tentang apakah hakikat sifat manusia itu, kemampuan apa yang dimiliki oleh sifat-sifat manusiawi itu, apa yang dicita-citakannya, dan apa yang benar dapat mengembangkan manusia hingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki yaitu, menjadi "Manusia Sempurna".
Menjadi manusia yang baik merupakan idaman setiap orang, baik dalam dimensi rohani yang berhubungan dengan Tuhan maupun baik dalam dimensi jasmani yang terkait dalam kehidupan sosial. Dalam pembentukan karakter manusia diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai. Meskipun sebutan Manusia Sempurna memiliki istilah yang berbeda-beda pada masing-masing sistem, seperti Wakil Tuhan, Jivan Mukti, Manusia Super, Manusia yang teraktualisasi, Insan Kamil dan masih banyak istilah-istilah lain. Namun semuanya menyatu pada satu "muara" yaitu bagaimana manusia yang seharusnya.
Konsep Manusia Sempurna menurut Ibn Arabi tidak jauh berbeda dengan konsep manusia sempurna dalam Islam, yaitu manusia sempurna yang dapat ditemui pada diri Nabi Muammad sebagai al-Insn al-Kmil. Bagi Ibn 'Arabi, manusia adalah ruh dari alam semesta yang tanpa adanya ruh tersebut alam semesta akan musnah. Karena itu, Ibn Arabi berpendapat bahwa tujuan akhir dari diciptakannya alam semesta oleh Tuhan adalah manusia itu sendiri. Pemikiran Ibn. `Arabi tentang Manusia Sempurna meliputi pembicaraan tentang hubungan Tuhan dengan alam. Dengan diartikan untuk mengetahui konsep Manusia Sempurna, terlebih dahulu harus mengetahui konsepnya tentang Tuhan. Dalam filsafat Barat masalah ketuhanan ini dimasukkan dalam pembicaraan teologi kodrati yang didasarkan pada akal, dan dibedakan dengan teologi kodrati yang didasarkan kepada wahyu.
 Berbeda dengan pendapat Konfusius tentang manusia sempurna yang bertujuan untuk untuk mendidik dan menekankan agar manusia dapat melayani Negara dan masyarakat, karena dalam latar belakangnya konfusius adalah seorang abdi Negara, maka dari itu seseorang harus dapat melayani dengan hati dan penuh dengan kerelaan. Konfusius mengajarkan ajarannya tentang etika secara kompleks, yaitu etika dalam keluarga, masyarakat, dan bernegara. Konfusianisme bukanlah ideologi pada tingkat Negara atau tingkat nasional., tetapi lebih ketingkat personal, karena dari diri seorang itulah, yang dibentuk oleh budaya, lingkungan, dan pendidikan adalah awal mula semua cerita kehidupan dimulai. Konfusius yang menekankan pengelolaan diri dalam tingkat personal, dan inilah menjadi salah satu alasan ia bertahan sekian lama dan dihormati serta menyebar ke seluruh tingkat dan tetap  ada dalam dunia modern.
Disini dapat saya simpulkan lebih rinci konsep manusia sempurna menurut kedua tokoh yang dibahas.
1. Konsep Manusia Sempurna Konfusius
Seseorang yang telah melaksanakan San Kang (tiga hubungan tata krama), Ngo Lun (lima norma kesopanan dalam masyarakat), Wu Chang (lima sifat mulia), Pa Te (delapan sifat mulia) serta menunaikan tanggung jawab terhadap dan kehidupan maka dia akan sampai pada suatu masyarakat dan dia akan sampai pada suatu pengertian manusia yang ideal menurut agama Khonghucu yang disebut dengan Chun Tzu atau Kuncu. Konfusius berpendapat etika serta moral adalah hal yang selalu utama dan diutamakan Kuncu Satau Chun Tzu adalah representasi manusia yang iki moral terbaik dan etika kebijakan yang dapat memiliki moral terbaik dan etika kebajikan yang dapat menjadi panutan, karena dalam diri seorang yang bergelar Chun Tzu adalah seorang dengan nilai norma kesopanan dalam masyarakat yang mampu menengahi dan mampu menjadi Activate Windo jembatan diantara dilema yang keruh. Seorang dengan gelar Chun Tzu juga memiliki sifat-sifat mulia yang dapat menyeimbangkan barometer dalam semua kondisi semesta.
2. Konsep Manusia Sempurna Ibn 'Arabi
Sementara dalam pemikiran Ibn 'Arabi, manusia merupakan totalitas, sementara makhluk-makhluk lainnya adalah bagian dari totalitas. Melalui totalitas yang dianugerahkan kepada manusia maka dengan demikian akan menjadikan sebuah alasan untuk manusia sebagai wadah tajalli bagi Tuhan. Maka, ketika manusia telah mampu mengumpulkan sifat-sifat sempurna Tuhan, dengan demikian manusia akan naik level menjadi manusia sempurna atau Insan kamil. Ibn Arabi adalah filsuf yang banyak menaruh perhatian pada akar penciptaan manusia yang dikaitkan dengan ilahi. Dalam kamusnya Ibn Arabi, manusia itu sebagai perantara pengenalan Tuhan melalui penamaan Wujud sebagai realita. Wujud itu adalah nama lain dari Al Haqq jika melihat sudut pandang Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun