Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 071 Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar kegiatan penyuluhan pencegahan stunting kepada remaja sebagai sasarannya di Desa Tempuran, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara pada hari Minggu (10/08/2025). Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan remaja dan pergaulan sebagai generasi bebas stunting.
Kegiatan ini merupakan program kerja unggulan kelompok yang disusun berdasarkan hasil survey di desa Tempuran dan koordinasi dengan bidan desa yaitu, Ibu Nunung. Kondisi stunting di Desa Tempuran cukup tinggi sebanyak 58,9% begitu juga tingginya angka pernikahan dini berdasarkan data yang diberikan oleh kepala desa Tempuran dan bidan desa. Oleh karenanya kegiatan tersebut disusun oleh sekelompok mahasiswa KKN dengan sebuah harapan bahwa masyarakat khususnya remaja pada desa tempuran dapat memiliki pemahaman yang lebih terbuka mengenai fenomena stunting.
Kegiatan ini dinamakan Srawung Sareng: Pencegahan Stunting Sejak Dini dilaksanakan dengan 3 (tiga) pembahasan yang dibawakan oleh mahasiswa KKN dengan latar belakang jurusan yang berbeda. Materi pertama berjudul Etika Pergaulan Sehat pada Remaja: Remaja Bebas Stunting, Bebas Toxic yang dibawakan oleh mahasiswa Pendidikan Kedokteran, Keperawatan Anestesiologi dan Teknologi Laboratorium Medik. Materi yang kedua berjudul Remaja Memahami Diri, Jauhi Pernikahan Dini yang dibawakan oleh mahasiswa jurusan Psikologi dan dibantu oleh mahasiswa Agribisnis. Materi yang ketiga berjudul Positive Vibes Only: Remaja Inspiratif, Generasi Sehat yang dibawakan oleh mahasiswa Ilmu Hukum, ini membahas tentang kriminalitas yang mungkin terjadi pada pergaulan remaja yang negatif.
Melalui serangkaian kegiatan ini Kepala Desa Tempuran Bapak Suratno berharap bahwa mulai sejak dini seperti remaja dapat mengetahui apa itu stunting, bagaimana stunting itu terjadi, cara mencegah stunting dan sebagainya. Sehingga pada masa mendatang angka terjadinya stunting dan pernikahan dini bisa menurun di Desa Tempuran.
"Saya berharap dengan diadakannya kegiatan ini dimulai dari sejak dini yang sasarannya remaja bisa melek terhadap stunting dan pernikahan dini sehingga secara perlahan di masa yang mendatang angka stunting dan pernikahan dini bisa menurun". Ujar Bapak Kepala Desa Tempuran Suratno.
Selain itu juga Bapak Junaedi selaku Kadus 1 juga berharap yang sama dengan adanya kegiatan ini mulai sejak dini bisa sadar tentang stunting dan menghindari pernikahan di usia dini.
Melalui kegiatan ini, tidak hanya mengedukasi tentang stunting atau pernikahan dini kepada remaja tetapi juga terdapat pre-test dan post-test yang dapat mengukur seberapa banyak pengetahuan remaja tentang stunting.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI