Mohon tunggu...
YASIR
YASIR Mohon Tunggu... MAHASISWA

Menjadi jembatan untuk belajar dan berbagi pengetahuan, mengajak masyarakat untuk terus berkembang dengan pemahaman yang lebih luas tentang dunia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bagaimana kita menggunakan waktu luang?

8 Mei 2025   09:15 Diperbarui: 8 Mei 2025   09:13 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Pexels ( Free License) 

Waktu luang sering kali diartikan sebagai hak untuk bersantai total: bangun siang, rebahan seharian, scroll media sosial tanpa henti, atau menonton tontonan favorit sampai larut malam. Kita merasa berhak melakukannya setelah hari-hari penuh tekanan. Namun, dalam buku No More Burnout karya Weda F. Atmanegara, sudut pandang ini dipertanyakan. Apakah benar waktu luang hanya untuk memanjakan diri? Atau justru sebaliknya: apakah kita sedang menyia-nyiakan momen emas untuk bertumbuh?

Weda mengingatkan bahwa waktu luang adalah kesempatan, bukan pelarian. Ia adalah ruang bebas yang bisa kita bentuk menjadi apapun. Bila diibaratkan seperti lahan kosong, maka kita bisa memilih untuk membiarkannya menjadi semak liar, atau menanaminya dengan sesuatu yang berbuah manis di masa depan.

Apa yang Sudah Kamu Lakukan dengan Waktu Luangmu?

Pertanyaan ini terdengar sederhana, tapi penuh makna. Mungkin selama ini kita belum terlalu sadar bagaimana kita memanfaatkan waktu luang. Mungkin kita justru merasa waktu luang terlalu sedikit, padahal sebenarnya sering terbuang begitu saja—dalam bentuk menunda-nunda, terlalu lama rebahan, atau tenggelam dalam hal-hal yang tidak memberi nilai jangka panjang.

Jika jawaban dari pertanyaan di atas adalah “belum banyak” atau “belum jelas”, maka saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengubahnya.

Waktu Luang Adalah Investasi, Bukan Hadiah

Menggunakan waktu luang bukan berarti harus mengisinya dengan pekerjaan berat atau aktivitas yang melelahkan. Tapi kita bisa menyisihkan sebagian kecil saja dari waktu tersebut untuk hal-hal yang membentuk versi terbaik dari diri kita di masa depan.

Beberapa pilihan sederhana tapi berdampak besar antara lain:

  • Membaca buku yang memperluas wawasan dan empati.
  • Menulis jurnal, untuk mengenal diri sendiri lebih dalam.
  • Olahraga ringan, untuk menjaga fisik tetap bugar dan sehat.
  • Belajar skill baru, seperti desain, bahasa asing, atau keterampilan praktis lainnya.
  • Mendekatkan diri pada keluarga, agar ikatan sosial tetap hangat.
  • Merenung dan merancang tujuan hidup, karena arah lebih penting daripada kecepatan.

Tidak Lain Adalah Berinvestasi pada Kebahagiaan

Mengelola waktu luang dengan bijak bukan berarti mengorbankan kebahagiaan. Justru sebaliknya, ini adalah bentuk investasi terhadap kebahagiaan jangka panjang. Kita belajar memberi ruang bagi hal-hal yang benar-benar bermakna, bukan hanya menyenangkan sesaat.

Bersantai itu penting. Tapi alangkah baiknya bila kita juga memberikan porsi untuk kegiatan yang menyuburkan masa depan kita. Mungkin hanya 30 menit sehari, tapi jika dilakukan terus-menerus, dampaknya bisa sangat besar dalam hidup kita.

Jangan Biarkan Waktu Luang Berlalu Tanpa Arah

Waktu adalah sumber daya yang tidak bisa diulang. Maka cara kita mengelolanya, termasuk saat kita “bebas”, mencerminkan seberapa jauh kita menghargai hidup kita. Waktu luang adalah bagian dari hidup, dan hidup bukan hanya tentang bersenang-senang, tetapi juga tentang bertumbuh dan memberi makna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun