Mohon tunggu...
Yasir Husain
Yasir Husain Mohon Tunggu... Guru - Guru

Teacher; Penulis Buku Nasihat Cinta dari Alam, Surga Menantimu, SETIA (Selagi Engkau Taat & Ingat Allah)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudah 2019, Tinggalkan 5 Kebiasaan yang Bisa Membuat Gagal "Move On"

2 Januari 2019   07:30 Diperbarui: 2 Januari 2019   08:44 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: istockphoto.com

Pernah mengalami keterpurukan? Pernah merasakan kegagalan lalu berlarut-larut dengan kegagalan tersebut dan sangat sulit untuk bangkit? Jika demikian, coba cek ke diri sendiri mengapa begitu susahnya bangkit dari keterpurukan. Istilah populernya Gagal Move On.

Ya, Gagal Move On tidak hanya menjadi istilah yang kian populer. Tapi memang benar-benar dialami oleh banyak orang. Entah itu gagal dalam pekerjaan, cinta, hingga ke masalah-masalah lainnya yang dianggap berat.

Sekarang ini kita sudah berada di awal tahun 2019. Tentunya kita selalu menginkan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Nah, jika sebelumnya kita masih sulit Move On dari banyak hal untuk beralih ke yang lebih baik, coba kita evaluasi lagi. Bisa jadi kita memang tak terlalu bagus menyiapkan diri kita untuk menghadapi rangkaian peristiwa di hidup kita. 

Kali ini, kita akan membahas 5 hal yang bisa jadi menjadi penyebab seseorang Gagal Move On. Mungkin salah satunya atau bahkan semuanya tedapat pada diri kita, hingga kita pun sering susah untuk Move On. Lebih jelasnya mari kita bahas satu persatu.

1. Mencintai Berlebihan

Yang pertama adalah mencintai dengan berlebihan. Ya, di mana-mana, jika cinta berlebihan pada satu objek saja maka fokus akan sepenuhnya tertuju pada objek yang dicintai. Hingga saat ada masalah---dan kelihatannya sangat sulit diatasi---seseorang akan terus berlarut-larut pada situasi tersebut. Seolah menganggap bahwa yang lain tidak sebagus atau bahkan tidak ada artinya dibanding dengan yang dirasakan sebelumnya.

Hal ini terjadi pula dalam masalah percintaan. Orang yang putus cinta misalnya, begitu sulit untuk Move On karena sangat mencintai pasangannya sebelumnya. 

Padahal putus bisa jadi pertanda bahwa kita akan mendapatkan yang lebih baik. Apalagi hanya putus dengan pacar, kebaikannya sudah pasti. Sebab pacaran sendiri merupakan hubungan yang tidak sehat atau bahkan terlarang dalam Islam. Hal ini pun diakui oleh banyak psikiater. Daripada pacaran, menikah jauh lebih baik.

Kesimpulannya, terlalu mencintai sesuatu akan menjadikan kita kehilangan keadilan dalam menilai realitas. Sebab itulah kita sulit melihat kebaikan di banyak tempat.

2. Tak Realistis

Selanjutnya adalah tidak realistis. Maksudnya, kita terlalu mengedepankan angan-angan atau hayalan tentang sesuatu. Kita banyak berharap, padahal kenyataan yang sedang berlangsung tak mendekati angan-angan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun