Mohon tunggu...
Yasintus Ariman
Yasintus Ariman Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu ingin berbagi

Aktif di dua Blog Pribadi: gurukatolik.my.id dan recehan.my.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Meyakinkan Peserta Didik akan Pentingnya Aktivitas Menulis

7 Maret 2018   13:27 Diperbarui: 7 Maret 2018   13:38 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan menggunakan media tulisan (Nurjamal dalam Sumirat Darwis, 2011:69)

Senada dengan konsep di atas, hemat penulis, menulis merupakan seni merangkai huruf menjadi kata, kata menjadi kalimat dan kalimat yang berisi ide atau gagasan serta perasaan. Hal ini dibangun oleh kesadaran akan adanya 'sesuatu' yang muncul dari dalam diri yakni kenyataan yang dialami dan dirasakan secara pribadi, maupun dari luar diri berupa fakta atau obyek yang dilihat.

Aktivitas menulis sesungguhnya bisa dilakukan oleh semua orang dari berbagai lapisan dan golongan. Namun, fakta yang terjadi sekarang ini adalah masih banyak orang khususnya peserta didik (remaja-pelajar), enggan menumbuh-kembangkan kegiatan menulis. Padahal aktivitas menulis merupakan salah satu cara membentuk diri (karakter), antara lain mengolah perasaan dan mandiri dalam berpikir. Tulisan ini merupakan sebentuk cambukan atau dorongan bagi para remaja-pelajar agar mengisi waktunya dengan kegiatan yang bermanfaat, salah satunya ialah menulis.

Mengolah Perasaan

Menulis sebagai kegiatan mengolah perasaan berarti penulis melalui bahasa tulisan mengungkapkan apa yang dirasakannya. Hal ini berkaitan dengan emosi yang muncul dari dalam diri, antara lain gembira, senang, suka, duka, sedih, benci, jengkel, marah.

Kalian, sebagai remaja tentu pernah dan bahkan seringkali memiliki perasaan atau emosi dimaksud. Semuanya itu jika tidak diolah secara benar akan menimbulkan ketidak seimbangan karakter. Contohnya, kalau kalian sedang mengalami kegembiraan yang meluap-luap (jatuh cinta, mendapat hadia hp baru nan keren), kalian bisa saja terlena dan larut dalam kegembiraan tanpa memikirkan lagi aktivitas lain yang lebih bermafaat. Atau pun yang mengalami kesedihan (putus cinta, memperoleh nilai rendah, tidak naik kelas), kalian bisa patah semangat dan seakan pintu kesuksesan tertutup.

Perasaan atau emosi tersebut mesti diselidiki dan diolah dengan bertanya kepada diri sendiri. Misalnya, mengapa saya tiba-tiba marah? Apa yang mesti saya lakukan kalau saya benar-benar merasa senang, sedih, dan marah? Semua yang dirasakan tersebut harus di-luap-kan. Caranya? Tentu bukan dengan berteriak di tengah jalan sambil meneguk  miras,berpura-pura kesurupan, tawuran, menikmati dugem (dunia gemerlap) hingga larut malam atau mempromosikan kegalauan di medsos. Tetapi, tumpahkan semuanya lewat tulisan.

Persiapannya sederhana dan murah. Cukup sebuah buku diarydan pena. Syukurlah kalau memiliki komputer, laptop, note book sendiri. Tenangkan diri sejenak. Kemudian, mulailah menulis dari hal-hal yang dialami dan dirasakan.

Di sini aktivitas menulis sesungguhnya mendorong kalian untuk senantiasa merefleksikan keadaan diri. Dari sinilah akan terbangun energi positif dalam diri berupa motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.  

Mandiri dalam Berpikir

Mandiri dalam berpikir berarti mampu menghasilkan ide-ide kreatif dari hasil pikiran sendiri. Sebagai remaja, umumnya kalian belum mampu berpikir mandiri. Kalian cenderung bergantung penuh pada orangtua/wali, guru dan pihak sekolah. Hal ini tampak dalam sikap cuek, inisiatif rendah atau hanya mau belajar jika disuruh dan diimingi hadia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun