Mohon tunggu...
Yardina Fauziah Harahap
Yardina Fauziah Harahap Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kuliah di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Nama: Yardina Fauziah Harahap, NIM: 0801201359, Kelas: IKM 5 Sem. 3, Matkul: Kepemimpinan dan Berpikir Sistem Kesmas, Dosen: Susilawati, SKM, M. Kes. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Yang Manis Belum Tentu Menyehatkan

23 Februari 2021   12:28 Diperbarui: 23 Februari 2021   13:08 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Manis di lidah tapi tidak untuk tubuh. Di balik rasanya yang menyenangkan, kudapan manis yang begitu menggugah selera memang terbilang tak bersahabat bagi tubuh karena resiko diabetes dan obesitas. Makanan manis yang dikonsumsi berlebihan juga bisa berdampak pada kerusakan otak.

Sebab gula berlebihan tak hanya menjadi masalah bagi kesehatan fisik, tetapi juga mental. Makanan manis tetap menarik untuk dikonsumsi, tetapi nyatanya tidak mempunyai banyak nutrisi untuk badan. 

Meski begitu, kudapan manis tak selalu berbahaya bagi tubuh ketika dikonsumsi dengan cara yang tepat. Beberapa trik yang bisa diterapkan untuk membatasi konsumsi kudapan manis berlebihan adalah seperti makan makanan manis yang alami. 

Pastikan anda mendapatkan cukup kalori, tambahkan protein untuk setiap kali makan, kurangi gula tambahan. Konsumsi gula memang diperlukan sebagai energi tubuh. Tetapi, jika konsumsi gula berlebihan bukan manfaat sehat yang didapat. Dikutip dari https://www.jpnn.com/news/yang-terasa-manis-di-lidah-belum-tentu-baik-untuk-tubuh.

Hampir tiap makanan yang dikonsumsi tiap hari memiliki kandungan gula. Biasanya makanan penutup atau dessert tidak memiliki kandungan banyak nilai gizi. Makanan penutup bisa mengakibatkan lonjakan kandungan gula darah didalam tubuh. Saat ini, tidak hanya orang tua yang terkena dampak dari gula ini tetapi juga anak muda. Ada beberapa hal yang membuat anak muda terkena dampak dari gula ini, salah satunya kebiasaan suka ngemil. Kebiasaan yang paling digemari anak muda adalah ngemil, seperti biskuit, kue, makanan manis, dan masih banyak lagi camilan yang lainnya. Kebiasaan ngemil yang sering dilakukan merupakan penyebab yang bisa membuat seseorang terkena penyakit diabetes. 

Kasus penyakit gula yang menimpa anak muda:

Dilansir dari (https://m.liputan6.com/health/read/4107646/waspada-anak-dan-remaja-pun-bisa-kena-diabetes) mengutip laman Sehat negeriku, data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan angka kejadian diabetes melitus pada anak usia 0-18 tahun sebesar 700 persen dalam kurun waktu 10 tahun. Sejak September 2009 hingga September 2018, terdapat 1213 kasus diabetes melitus tipe 1. Kasus tersebut paling banyak ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera Selatan. Sementara pengumpulan data jumlah kasus DM tipe 2 pada anak belum dilakukan secara luas. 

Diabetes terjadi ketika produksi insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas berkurang. Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak, atau sel lain dalam tubuh. Kondisi kurangnya insulin menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan diikuti dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. 

Peran orang tua sangat penting bagi kesehatan anak, terutama Ibu tentu sangat berperan penting dalam menyajikan makanan untuk anaknya. Dari asupan yang dikonsumsi juga sangat berpengaruh bagi kesehatan. Jadi, sebagai seorang Ibu harus pintar dalam memberikan asupan pada anak-anaknya. Untuk menyiasatinya, lebih baik Ibu tidak terlalu sering menambahkan gula kedalam makanan atau minuman. Karena kadar gula yang berlebihan bisa memicu naiknya gula darah didalam tubuh dan menyebabkan diabetes. 

Selain menghindari asupan yang mengandung gula, melakukan aktivitas fisik juga dapat menghindari terkenanya diabetes. Berolahraga adalah salah satu aktivitas yang dapat menghindari seseorang terkena diabetes. Sebagai orang tua harus lebih memperhatikan kesehatan anak-anaknya, terutama mengharuskan anak-anaknya untuk berolahraga setiap hari. Berat badan berlebih atau obesitas adalah salah satu faktor resiko yang dapat menyebabkan diabetes. Maka dari itu, olahraga sangat penting untuk menurunkan berat badan. Jadi, orang tua harus bisa memberikan pemahaman terhadap anaknya untuk tetap menjaga kesehatan tubuhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun