Cerita Anak - Penulis: Yanti thea
Tap...tap...tap...
Pow berjalan mengendap, meniti satu persatu anak tangga di depannya. Lumayan tinggi. Namun Pow tak putus asa. Tak ada kata lelah baginya. Ini harus segera dituntaskan. Suara-suara itu akan Pow cari dari mana sumbernya. Berisik! Sungguh mengganggu. Tidur Pow tak nyenyak karenanya.
Pow menatap tajam ke bawah sana. Di balik jendela ini kini dia sedikit menyembunyikan tubuhnya. Bulu putihnya berdiri tegak tanda kewaspadaan telah dipasang. Kepala Pow berputar. Kanan kiri tak lepas dari pengawasannya. Hah, apa itu? Sesuatu tampak mencurigakan bergerak di bawah sana.
Pow melompati jendela yang terbuka. Berada di teras luar di lantai atas membuatnya lebih mudah menangkap bayangan itu. Tanpa sekat yang menghalangi Pow tentunya. Hanya pagar besi yang tak berarti apa-apa. Horee! Mata tajamnya telah merekam aksi sang lawan dengan baik. Benar seperti kecurigaannya, siapa lagi kalau bukan Lopi, musuh bebuyutannya.
Tanpa pikir panjang Pow melakukan aksi heroik, melompat dari ketinggian lebih dari 2 meter. Rupanya Pow amnesia akan hal itu.
"Tuiiingggg....brukkk!"
Suara hempasan tubuh Pow menimpa sebuah ember cucian di lantai bawah sana.
"Aong!" Pow menjerit mengalahkan kebisingan yang tengah diciptakan Lopi.
Lopi terpaku. Matanya tak berkedip menatap Pow yang terkapar di dalam ember dengan tubuh meringkuk.
"Miaw..," sapa Lopi penuh kasih. Tak tega hatinya melihat Pow tak berdaya. Pastilah Pow sedang menikmati tubuh dengan tulang-tulang tak berbentuk.