Mohon tunggu...
yanti nurlaela, s.Ag
yanti nurlaela, s.Ag Mohon Tunggu... PNS -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anakku Anugerah Terindah yang Kami Miliki

24 Januari 2016   16:10 Diperbarui: 24 Januari 2016   16:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Anakku adalah anugerah terindah yang diberikan Allah untuk kami.

Bahagiaku karena diijinkan mengandungmu selama 9 bulan dengan penuh perjuangan. Melahirkanmu juga merawatmu merupakan saat-saat terindah dalam hidup kami. Allah tak henti-hentinya memberikan karunia-Nya kepada kami dengan memberikan kami sepasang putri dan putra yang lucu-lucu.

Anakku,,,

Kau tumbuh seperti layaknya bayi-bayi seusiamu. Di tahun pertamamu ibu tak bias sepenuhnya memberikan asi kepadamu karena tugas yang mengharuskan ibu meninggalkanmu selama sebulan lamanya. Dengan berat hati kaupun beralih dari asi ke susu formula. Sungguh sedih sekaligus membanggakan karena disaat orang-orang dg susah payah menyapih anaknya, kau justru dg mudahnya beralih ke susu formula. Menginjak tahun kedua, kecemasan mulai datang. Di usiamu menginjak 18 bulan kau harus merasqakan sakit pada saluran kemihmu. Dokter menyarankan agar engkau segera disunat. Walaupun berat hati, tapi demi kesehatanmu kami rela kau disunat walaupun diusiamu ini masih jarang anak yang sudah disunat. Alhamdulillah, Allah anugerahkan kami anak yang sholeh. Tak terlihat rasa sakit sedikitpun dari raut  wajahmu selama masa pemulihan pasca sunat.

Cobaan itu datang kembali, di usiamu menginjak 2 tahun seharusnya engkau sudah pandai menyebutkan nama, memanggil kami dengan sebutan :”ibu”, “bapak”,”kakak”. Kesulitanmu untuk mengungkapkan apa yang kau inginkan dan tidak dipahami orang-orang disekelilingmu mengakibatkan kau mudah sekali emosi dan itu membuat kami khawatir dengan perkembangan psikologimu. Kami sempat konsultasi ke berbagai tempat untuk kesembuhanmu, tapi memiliki rencana lain untukmu.

 

Semua usaha kami coba, apapun yang disarankan orang untuk kesembuhanmu kami lakukan, selagi itu tidak keluar dari syariat ajaran Islam. Tiba saatnya kau masuk bangku sekolah, dengan penuh perasaan was-was karena khawatir kau tidak bias diterima oleh temjan-temanmu, kau ikut kelas pendidikan usia dini (PAUD). Setiap hari selalu kami luangkan waktu untuk menunggumu selama belajar, walaupun hanya diluar kelas. Dengan harapan teman-teman dan juga lingkungan barumu bisa menerimamu apa adanya.

Alhamdulillah, tak ada peristiwa yang mengkhawatirkan selama 2 di PAUD. Tiba saatnya kau menginjak usia Sekolah Dasar, kecemasan kembali timbul karena kekhawatiran kami sebagai orangtuamu, khawatir lingkungan Sekolah Dasar tidak bisa menerimamu apa adanya. Sulit mencari sekolah yang benar-benar bisa membuatmu nyaman untuk waktu 6 tahun lamanya. Akhirnya setelah survey ke beberapa tempat, bertanya pada orang-orang yang sudah punya pengalaman menyekolahkan anak hebat sepertimu, kamipun memutuskan kau harus masuk ke sekolah yang benar-benar bisa memperlakukanmu apa adanya. Alhamdulillah, dengan penuh perjuangan, perdebatan, menimbang baik-buruknya dengan kondisi kita saat ini, kami memutuskan menyekolahkanmu ke Sekolah Swasta, dengan harapan kau bisa menjadi kebanggaan kami.

Sekarang, 7 bulan sudah kau mengenyam pendidikan di sekolahmu, sekolah yang menjadi pilihan kami. Alhamdulillah, kecemasan kami sebelumnya hilang dengan prestasimu yang membanggakan di semester pertama ini. Terbukti, baru beberapa bulan masuk sekolah, pelafalan huruf “K”, “G”, dan “R” yang awalnya terasa sulit sekali bagi kami mengajarkannya padamu, ternyata hanya dengan waktu beberapa bulan huruf-huruf tersebut sudah bisa kau lafalkan dengan benar. Subhanallah, inilah keagungan Allah atas karunia-Nya pada kami dengan menghadirkanmu ditengah-tengah kami hingga saat ini. Bukan nilai yang menjadi ukuran keberhasilanmu, bagi kami melihatmu tumbuh sehat, rajin shalat, ngaji juga ibadah yang lainnya, itu merupakan kebanggaan kami.

Teruslah jadi kebanggaan kami, jadilah anak yang sholeh, berbakti pada orangtua, taat pada Allah swt.  Semoga Allah senantiasa membimbingmu menuju cita-cita muliamu. Aamin...yra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun