Kami pun memasuki dapur dengan nuansa kuno atau jadul. Berbagai masakan Jawa tertata di meja panjang. Saya pun jadi ingat masa lalu yang akrab dengan masakan itu. Ada urap, oseng pepaya muda, oseng gembus atau ampas tahu. Lalu sayur bening kenci ( yang biasa tumbuh di air). Lalu ada telur dadar hangat, mendoan juga hangat. Gudeg, opor juga ada. Hemm semuanya menggoda lidah.
Yang unik disediakan piring seng seperti zaman dulu. Cangkir pun berwarna hijau blirik. Cangkir yang biasa digunakan oleh Mbah-mbah zaman dulu.
Usai mengambil sendiri makanan kami menuju ke gazebo. Di depan gazebo ada ruang yang lampu-lampu hias. Mungkin kalau malam akan terlihat indah.
Tempat ini pas untuk makan bersama keluarga. Tentu saja makanan jadul yang bagi orang tua sangat cocok. Namun, bagi remaja zaman now mungkin kurang pas.
Pawon Tanduk ini tempatnya bersih. Menu juga enak. Pas di lihat bagi saya. Kami makan sambil ngobrol sana sini. Sekadar melepas kangen setelah lama tidak bertemu.
Pertemuan yang hanya beberapa orang saja ini rata-rata sudah purna tugas. Walaupun sudah purna, teman-teman suami ini selalu menjalin silaturahmi agar persaudaraan langgeng.
Usai salat Dhuhur, kami menyudahi pertemuan dengan doa bersama. Pertemuan singkat yang berkesan dengan menu jadul yang ngangeni. Â
Itulah kuliner Pawon Tanduk yang dikelola keluarga muda yang tampak gesit, ramah melayani para penikmat kuliner.
Ambarawa, 21 Maret 2023