Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kuliner Pawon Tandhuk Mbah Mung

21 Maret 2023   16:57 Diperbarui: 21 Maret 2023   17:08 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Konsep kuliner dengan masakan Jawa kini telah merambah di berbagai kota. Di   Semarang, kota lama ada  Sego Bancaan, Tungku Bumi di  Bandungan ada juga. Kini ada lagi yang baru sebulan lalu dibuka yaitu Pawon Tanduk yang berada di Salatiga.

Hari Minggu yang lalu saya berkesempatan untuk makan bersama di tempat yang bernuansa Jawa. Saya dan suami bersama-sama menuju Salatiga untuk bertemu teman lama suami. Hanya beberapa teman lama suami saat kuliah di Satya wacana yang ikut. Intinya reuni kecil.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Setelah sampai di swalayan dengan Ramayana Salatiga kami menuju ke permandian Kalitaman.  Dari sini kami menuju ke kuliner Pawon Tanduk. Jaraknya tidak terlalu jauh. Awalnya agak kebablasan, tapi akhirnya ketemu juga. Tempatnya  memang agak masuk perkampungan.

Seorang tukang parkir membantu tempat  mobil kami. Tampak beberapa mobil sudah terparkir rapi. Wajah tempat baru terlihat dari bentuk rumah yang baru. Tampak ada bangunan bambu agak tinggi sedikit dari lantai dasar dengan konsep seperti rumah joglo.

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Selanjutnya kami berenam memasuki gazebo untuk mencari tempat.  Beberapa gazebo berjajar. Ada yang sudah  menempati. Siap untuk makan.

Saya beserta ibu-ibu pun menuju tempat mengambil makanan di sebuah pawon atau istilah lainnya dapur bernuansa Jawa. Ada pawon atau tungku dengan batu bata yang di tengahnya ada perapian. Di belakang pernik-pernik alat dapur menempel di dinding.  

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi


Nasi dimasak di tempat itu. Sedangkan gorengan dimasak menggunakan kompor.

Kami pun memasuki dapur dengan nuansa kuno atau jadul. Berbagai masakan Jawa tertata di meja panjang. Saya pun jadi ingat masa lalu yang akrab dengan masakan itu. Ada urap, oseng pepaya muda, oseng gembus atau ampas tahu. Lalu sayur bening kenci ( yang biasa tumbuh di air). Lalu ada telur dadar hangat, mendoan juga hangat. Gudeg, opor juga ada. Hemm semuanya menggoda lidah.

Yang unik disediakan piring seng seperti zaman dulu. Cangkir pun berwarna hijau blirik. Cangkir yang biasa digunakan oleh Mbah-mbah zaman dulu.

Usai mengambil sendiri makanan kami menuju ke gazebo. Di depan gazebo ada ruang yang lampu-lampu hias. Mungkin kalau malam akan terlihat indah.

Tempat ini pas untuk makan bersama keluarga. Tentu saja makanan jadul yang bagi orang tua sangat cocok. Namun, bagi remaja zaman now mungkin kurang pas.

Pawon Tanduk ini tempatnya bersih. Menu juga enak. Pas di lihat bagi saya. Kami makan sambil ngobrol sana sini. Sekadar melepas kangen setelah lama tidak bertemu.

Pertemuan yang hanya beberapa orang saja ini rata-rata sudah purna tugas. Walaupun sudah purna, teman-teman suami ini selalu menjalin silaturahmi agar persaudaraan langgeng.

Usai salat Dhuhur, kami menyudahi pertemuan dengan doa bersama. Pertemuan singkat yang berkesan dengan menu jadul yang ngangeni.  

Itulah kuliner Pawon Tanduk yang dikelola keluarga muda yang tampak gesit, ramah melayani para penikmat kuliner.

Ambarawa, 21 Maret 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun