Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Jajan Pasar yang Memikat

6 Desember 2022   10:03 Diperbarui: 6 Desember 2022   10:50 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi. Jajan pasar 

Jajan Pasar yang Memikat

Bu Dian selalu suka jajanan yang legendaris. Jajanan itu disukainya dari kecil sampai sekarang.  Seperti cetil, getuk, sawut, tiwul, klepon, lupis dan lainnya. Sebagian besar berbahan dasar ketela. Ada juga yang berbahan dasar ketan. Semuanya disukai dibandingkan dengan hamburger, salat atau lainnya yang berbau kekinian.

Sebaliknya anak-anak zaman now tidak menyukai jajanan pasar. Zaman sudah berubah.

Kali ini Bu Dian bersama anak Ragil dan menantu pergi ke pasar untuk mencari jajan pasar. Rasanya sudah lama tidak mencicipi jajanan pasar.

Udara masih segar sehingga Bu Dian memutuskan jalan kaki. Biasanya jalan kaki di rel kereta api yang tidak digunakan, kini beralih ke jalan menuju pasar lanang, pasar umum biasa. Dulu memang hanya menyediakan kebutuhan kaum laki-laki. Berjalannya waktu pasar lanang menyediakan kebutuhan semuanya kebutuhan.

Beriringan mereka berjalan melewati perkampungan yang bersebelahan dengan Museum Kereta Api Ambarawa. Selain bertujuan agar sehat mereka bisa sambil berbelanja. Jalanan sepi hanya beberapa sepeda motor lalu lalang.

Sampai di pasar Bu Dian langsung menuju penjual jajanan pasar. Penjual  setengah baya itu sedang sibuk melayani pembeli. Tampak cantik aneka jajanan yang ditaruh di wadah berbentuk kotak.

"Bu, campur satu nggeh," ucap Bu Dian. Campur itu maksudnya aneka jajan ada lupis, klepon, sawut, ketan dan satu lagi lupa namanya.

"Nggeh Bu," ucapnya ramah
Selanjutnya Bu Dian membeli getuk kesukaan suaminya. Tak lupa juga membelikan ketan kinco untuk anak dan menantu.

Dokumen pribadi. Nasi jagung 
Dokumen pribadi. Nasi jagung 


Sementara itu anak menantu membelikan nasi jagung. Wah ini yang disukai Bu Dian juga. Selanjutnya Bu Dian berbelanja sayuran dan tempe serta bumbu dapur di tempat langganan. Bu Dian selalu menyukai berbelanja di tempat yang penjualnya orang tua. Ya itung-itung nglarisi. Bu Dian pun jadi akrab dengan para bakul yang tua. Sesekali Bu Dian membawakan plastik yang tak terpakai tetapi bagus agar bisa dimanfaatkan lagi.

Kembali ke jajan pasar. Bu Dian masih berburu jajan pasar lainnya. Di depan pasar ada penjual aneka jajanan yang enak-enak. Semuanya menggiurkan. Bu Dian pun membeli serabi solo dan kue lumpur. Ia paham akan kesukaan suaminya. Serabi solo yang berbungkus daun itu menarik hati.

Dua tas sudah penuh. Selanjutnya Bu Dian pulang dengan jalan kaki lagi. Lumayan juga ketika panas mulai menyentuh tubuhnya. Keringat bercucuran. Namun, kebahagiaan menyelimuti hati Bu Dian karena anak menantu akan memberikan cucu yang cantik.

Sampai rumah, Bu Dian tak sabar untuk menyantap nasi jagung dan getuk campur.  Hanya dengan enam ribu rupiah perut Bu Dian kenyang.

Jajan pasar menjadikan jalinan dengan anak-anak baik, rukun. Mereka makan jajanan pasar dengan penuh kebahagiaan.

Jajan pasar apa yang teman-teman suka?

Ambarawa, 6 Desember 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun