Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketika si Mumu Kabur dari Rumah

1 Oktober 2022   14:59 Diperbarui: 1 Oktober 2022   15:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto diambil dari petpintar.com

Si Mumu diam saja. Si Lulu tidak tahu apakah si Mumu paham akan nasihat temannya.

Mumu diam saja karena ia baru mencari cara agar ia bisa lepas dari tempat itu.

" Hemm aku lebih baik kabur saja. Di luar pasti banyak makanan lezat," ucap si Mumu sambil melihat-lihat celah pagar yang bisa untuk keluar. Namun, ia tak juga menemukan celah untuk bisa keluar. Ia pun berusaha mencari cara lain agar ia bisa keluar. Akhirnya ia menemukan cara tapi ia diam saja.

"Kok senyum-senyum sendiri Mu?" tanya si Lulu penasaran setelah melihat wajah si Mumu ceria.

"Tdak apa-apa kok," jawab si Mumu sambil melihat-lihat pintu. Ia menunggu Pak Yon untuk memberi makan.

Si Lulu heran dengan sikap si Mumu. Ia pun membiarkannya.

"Tuh Pak Yon datang, dia baik kan. Makan secukupnya saja, biar perutmu tidak besar!"

"Ya," ucap si Mumu tenang. Si Lulu dan si Mumu pun senang karena makanan kesukaannya datang. Mereka sudah lapar. Walaupun lapar bagi Lulu sudah cukup makan beberapa saja. Beda dengan Mumu, ia amat Iahap. Sambil makan si Mumu melirik kesana kemari. Tampaknya ia gelisah.  

"Haaa lepas-lepas!" teriak Pak Yon dengan lantangnya. Pak Yon segera menutup pintu dan berlari keluar. Rupanya si Mumu kabur.

Pak Yon berusaha mencari si Mumu. Namun, tak juga menemukan. Ia pun duduk-duduk di bawah pohon jambu barangkali di Mumu kembali.

***
Si Lulu pun gelisah.  Ia tak bisa berbuat apa-apa atas kaburnya teman barunya. Ia hanya berdoa semoga si Mumu bisa kembali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun