Mohon tunggu...
yanti ningrum
yanti ningrum Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

-

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Jangan Mau Lagi Miskin dan Bertambah Miskin

18 Januari 2023   17:07 Diperbarui: 18 Januari 2023   19:20 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : becomingminimalist.com

Sadar atau tidak sadar,istilah yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin itu nyata adanya. Hal tersebut terjadi karena minimnya pengetahuan yang dipunyai oleh orang miskin, sehingga mereka masih saja melakukan apa yang biasa dilakukan oleh pendahulunya, sehingga bila orang tua miskin, jika anaknya tidak mempunyai wawasan lainnya, maka akan meneruskan kebiasaan yang dilakukan oleh orang tuanya, sehingga mereka akan tetap hidup miskin dikemudian hari.

Oleh karena itu perlunya wawasan lain, agar orang miskin tidak terus menerus hidup dalam kemiskinannya dan dapat keluar dari kemiskinanya. Untuk dapat keluar dari kemiskinan, orang tersebut harus mengetahui kondisinya dahulu dan menyadari bila harus berubah. Berubah dalam pola piker dan kebiasaan.

Bila kebiasaan orang orang kaya yang kita tahu adalah dengan menjaga kesehatan seperti berolah raga, meminum suplemen, bersosialisasi dengan baik, seperti mengadakan pertemuan untuk jamuan makan, menjaga lingkungan, seperti mengikuti yayasan atau kegiatan kebersihan, berpikiran terbuka dan mempunyai banyak bisnis, seperti trading forex atau tradepay. Maka untuk dapat menyamai mereka, kita juga perlu meniru kebiasaan mereka. Selain kebiasaan yang baik, yang perlu kita contoh, kebiasaan buruk yang terus-menerus membuat kita tetap hidup miskin dan tidak dapat mengumpulkan uang ini perlu kita hindari :

Tidak Kredit

Orang kaya akan membeli barang secara cash, karena mereka akan mendapatkan harga uang lebih murah tanpa bunga. Orang miskin, karena merasa jika tidak kredit maka tidak akan bisa membelinya, maka mereka akan berusaha untuk mengajukan kredit agar dapat segera menyamai kedudukan seperti yang orang kaya punyai namun membayar lebih banyak. 

Hal ini adalah kebodohan, karena dengan kredit, selain kalian membayar lebih mahal karena ada bunga, setiap bulan kalian akan kawatir, karena sebenarnya belum ada cukup uang untuk membayarnya, dan hanya mengandalkan gaji, yang bisa jadi ada waktu seperti kondisi sekarang ini, ada banyak pemecatan terjadi, sehingga di bulan depannya dimana harus membayar cicilan tapi tidak bisa membayar dan akhirnya rugi karena barang tersebut disita. 

Jadi sebaiknya bila tidak bisa membeli secara cash maka kalian bisa mengumpulkan uang dahulu tanpa membelinya secara cicilan. Bukankah sama saja bila kalian menabung setiap bulannya, sesuai cicilan bulanan seperti saat kalian kredit, namun tanpa was-was tidak bisa membayar cicilan. Dan saat uang terkumpul, kalian dapat melunasinya lebih cepat, karena uang yang dibutuhkan lebih sedikit dibanding saat harga kredit.

Tidak membeli eceran

Memang susah bila saat itu kita hanya mempunyai uang sedikit dan harus membeli barang kebutuhan seperti shampoo, sabun atau kecap dan lainnya, sehingga kita hanya bisa membeli dalam jumlah kecil atau saset untuk beberapa barang. Namun jika kalian hitung kembali, harga kemasan kecil dengan kemasan besar, akan berbeda, dimana kemasan besar mempunyai harga yang lebih murah di setiap gram atau mili liternya. 

Oleh karena itu tidak salah bila orang miskin membeli lebih mahal daripada orang kaya, karena biasanya orang kaya akan membeli kemasan besar dimana harganya lebih murah dibanding kemasan kecil. Untuk menyiasatinya, kalian catat pengeluaran kalian setiap bulannya, dan lihat barang apa saja yang rutin kalian beli, dan coba membelinya dalam kemasan besar sekaligus, dengan mengorbankan pembelian lainnya di waktu berikutnya untuk mengumpulkan uang agar cukup membeli dalam kemasan besar lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun