Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Betapa Jauh Tersesat

8 April 2020   10:51 Diperbarui: 8 April 2020   11:07 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rubrik Refleksi yang dikeluarkan oleh AE E-Teacher Program US

Refleksi merupakan sebuah kata kerja yang merujuk pada tindakan mengkaji secara mendalam terhadap apa yang telah dilakukan. Sebagai seorang guru SMA, saya melakukan refleksi mengajar sebagai representasi profesionalisme pedagogis dan didaktik. Refleksi mengajar menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam proses pelaksanaan memberikan pengalaman belajar kepada siswa.  

Refleksi menjadi satu keharusan sebagai bagian penutup dari kegiatan mengajar. Melalui kegiatan refleksi, seorang guru dapat menganalisis dengan bijaksana dan kritis apa yang telah dilakukannya. Dengan demikian dia akan memperoleh feedback bagi dirinya sendiri yang kelak akan meningkatkan kualitas mengajarnya. 

Saya melakukan refleksi mengajar dengan menuliskan apa yang telah saya lakukan di dalam kelas dengan ditambah penjelasan apa yang telah berhasil/kurang berhasil saya lakukan. Tindakan ini membantu memberikan rekam jejak mengajar saya setiap hari. 

Catatan refleksi ini dapat saya gunakan sebagai artefak ketika hendak mengubah catatan tersebut sebagai bahan untuk menulis jurnal atau artikel ilmiah yang terkait dengan praktik baik pembelajaran.

Tulisan refleksi mengajar dapat pula menjadi alat untuk menganalisis kinerja guru. Terkait kinerja dan kualitas dari cara menulis refleksi mengajar, saya menemukan bahwa saya telah jauh tersesat. Untungnya kesesatan itu tidak membahayakan siapapun, kesesatan karena ketidaktahuan. 

Selama ini, saya membuat refleksi mengajar dengan menggambarkan bagaimana suasana kelas dan sedikit ulasan hal-hal yang perlu saya tingkatkan, seperti yang saya jelaskan di atas. Ternyata apa yang saya lakukan sangat jauh dari kriteria refleksi yang profesional. 

Saya mengetahuinya baru saja. Saya baru saja mengikuti kelas E-Teacher Program yang disponsori oleh Pemerintah Amerika. Kelas online ini harus saya ikuti selama 3 bulan (April-Juni 2020). Saya telah menyelesaikan kelas persiapan, selama satu bulan (Maret 2020) dengan menyelesaikan 6 Modul. 

Hari ini adalah hari ke-2 di kelas daring. Kelas saya adalah Integrating Critical Thinking Skills into the Exploration of Culture in EFL Setting. Pada hari ke-2, saya diminta melakukan refleksi terhadap apa yang saya kerjakan kemarin. Saya diminta menonton video terlebih dahulu. Pada video itu dijelaskan Rubrik penilaian untuk kegiatan 'Berpikir Reflektif'. Betapa saya terkejut, ternyata selama ini saya melakukan refleksi pada level 1 dan level 2 saja (terdapat 7 level untuk rubrik berpikir reflektif).

Pada level 1, guru hanya membuat pernyataan, tanpa ada dasar pengamatan. Ini contoh tulisan refleksi yang saya buat: I teach 11 graders, there are 10 classes I teach this year. Each class has 32 to 35 mixed gender students. I would like to give 11 Social Sciene-3 class as my context.

There are 33 students (16 boys and 17 girls) in 11 IPS 3.  I teach my students in 90 minutes per week. For 11 graders the subject materials are explanation text, passive voice, giving an opinion, and personal letter. The object that I use daily in my classroom teaching is whiteboard and marker. One or two times in a month I use audio recording to teach listening.

Level 2, guru membuat penjelasan berdasarkan pengamatan. Ini contoh tulisan refleksi yang saya buat: The time to teach is very short, it is 90 minutes/week. I must use the time as effectively as possible. Whiteboard and marker save my preparation time. Besides, because not all classes equipped by LCD. Meanwhile, audio recording is always used by me because it helps the students to listen to how English word(s) is pronounced, how a conversation is carried out.

Level 3, pada refleksi mengajar seharusnya guru menjelaskan pembelajaran berdasarkan pengamatan dengan menggunakan technical terms atau istilah khusus dalam dunia mengajar. Cara ini menunjukkan bahwa guru menulis refleksi dengan melibatkan Technical Rationality. 

Level 4, refleksi mengajar memuat penjelasan mengenai dampak pembelajaran pada siswa (descriptive rationality). 

Level 5, refleksi yang menggunakan beragam perspektif, umumnya dari sudut guru dan siswa (Dialogic reflection). Ini refleksi yang saya buat: The motto that I use regularly in my class is "Reading to Learn, Reading to Write". This motto is to invite the students to love reading. If they read many kinds of text from various sources they can learn almost everything. If they can read, they will have something to share through writing.

Level 6, refleksi yang mengkaji seluruh aktivitas selama pembelajaran, apa pengaruhnya bagi guru, bagi siswa, bagi sekolah (critical reflection).  Ini yang saya pernah tulis: The time to teach is very short, it is 90 minutes/week. I must use the time as effectively as possible. 

Whiteboard and marker save my preparation time. Besides, because not all classes equipped by LCD. Meanwhile, audio recording is always used by me because it helps the students to listen to how English word(s) is pronounced, how a conversation is carried out. Letting the students listen to a native is the best way to introduce students to standard pronunciation. It represents my cultural belief that "Don't teach something you do not know, and don't teach the students with the incorrect lesson". 

Because of that belief, I always remind my students to read. Read first, read how to use the word in a context, read how to pronounce the word, read how English is used in daily conversation. Reading is the door to get new knowledge, to learn something new, not only how to use English, but beyond that. Reading will bring the students to be good learners. I believe that teachers cannot change students, a teacher only can show how to change. The students themselves can change through their efforts. The first effort is reading.

Level 7, refleksi yang mengkaji dari aspek moral dan etika dan implikasinya bagi pendidikan di masa datang (reflection on action).

Melihat refleksi yang telah saya laksanakan dan rubrik menulis refleksi yang mengelompokkannya ke dalam 7 level membuat saya tersentak dari kemiskinan pengetahuan saya terkait profesi saya sendiri. Kinerja guru dilihat dari catatan refleksinya. Ketika guru melakukan refleksi yang hanya menceritakan bagaimana suasana kelas, apa yang terjadi di kelas, itu merupakan refleksi pada level 1 dan 2 yang memberikan manfaat sebagai rekaman pengalaman mengajar.

Saya telah tersesat jauh dalam urusan refleksi. Dengan keikutsertaan pada AE E-Teacher Program memberikan kesempatan kepada saya, dari sisi guru, untuk memperbaiki diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun