Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nilai Ekonomis di Balik Pengajian Qur'an dan Hadis

10 Agustus 2018   12:08 Diperbarui: 10 Agustus 2018   13:01 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berbicara Kamis, ada hal khas yang hanya  ada di kota Cianjur saja.

Kamis menjadi hari istimewa bagi sebagian masyarakat kota Cianjur. Pada hari Kamis ada pengajian, atau belajar mengkaji Al-Qu'ran dan Hadis. 

Terdapat satu pengajian yang sangat populer sehingga menghadirkan manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut, selain dari manfaat utama yaitu meningkatnya pengetahuan keagamaan. 

Pengajian tersebut berada di Bojongherang, maka terkenal dengan sebutan Pengajian Bojongherang. Pengajian tersebut dipimpin seorang Kyai besar dengan penyimak wejangannya dalam satu kali datang hampir seribu orang.

Fenomena pengajian yang mendatangkan keuntungan secara ekonomis menjadi keunikan tersendiri untuk kota Cianjur. Banyaknya pengunjung ke pengajian, mengundang hadirnya pedagang tidak tetap, atau pedagang dadakan. 

Mereka berjualan berjubel memenuhi jalan raya Bojongherang. Kegiatan pengajian dimulai pada pukul 7, diawali dengan hadiah. Acara selanjutnya nadoman dan membahas kajian tentang isi Al-Qu'ran dan Hadis. Acara berakhir sekitar pukul 11 siang.

Acara pengajian yang dimulai pukul 7 dengan hadiah. Hadiah ditujukan kepada yang telah meninggal baik dari kaum cendekia alim ulama ataupun dari jamaah pengajian yang telah berpulang. Pada pengajian ini, para jamaah memiliki kartu anggota. 

Andai suatu saat ada jamaah meninggal, dia dihadiahi doa pada awal kegiatan pengajian. Biasanya jamaah membawa air pada botol. Mereka menyimpan botol dekat podium tempat pimpinan pembawa doa berharap mendapatkan berkah dari do'a yang dipanjatkan ribuan jamaah.

Selesai hadiah, acara dilanjutkan dengan nadoman. Nadoman adalah membacakan kisah Nabi yang dilantunkan dalam nada naik turun seolah bernyanyi. Nadoman disampaikan dalam bahasa Arab yang mungkin artinya telah dikuasai oleh para jamaah. Namun bagi mereka yang belum tahu tentang isi nadoman, barangkali dia hanya mendengar nyanyian saja.

Acara pokok adalah mempelajari isi Al-Qu'ran yang dipimpin Kyai sepuh. Semua jamaah menyimak, ada yang duduk di dalam ruangan mesjid, bagi yang tidak mendapatkan tempat duduk diatas tikar atau koran di luar mesjid sampai ke jalan-jalan.

Pengajian Bojongherang dapat menjadi wisata unik bernuansa agamis. Secara turis-tik, di sepanjang jalan raya yang mendadak menjadi pasar, dijual segala hal yang mungkin tidak dapat ditemukan di tempat lain. Makanan tradisional dari luar kota seperti Sukabumi dan Tasik, bisa ditemukan di pasar dadakan ini. 

Menurut seorang penyuka Opak ketan, dia menyebutkan bahwa Opak ketan Sukabumi kualitasnya di bawah Opak Ketan Tasik. Opak ketan dari Tasik terasa lebih berisi, dia menggunakan kata 'hampos' untuk menggambarkan opak ketan yang kurang berisi.

Seusai pengajian, pengunjung dapat menikmati jajanan tradisional yang mungkin sudah tidak mudah ditemukan. Bermacam makanan tradisional yang dapat kembali dinikmati diantaranya: leupeut kacang, kupat, rangginang, dodongkal, talem, apem, mentok, putri noong, urab jagong, kulit, noga, geco, maranggi. 

Bagi mereka yang membutuhkan peralatan rumah tangga mulai dari cocolek (sodet) sampai cot (ulekan) semua ada. Atau, yang menyukai fashion, berjejer baju-baju muslimah dilapak-lapak yang ditutup terpal plastik yang didirikan pada badan jalan.

Kekhasan pengajian Kamis Bojongherang Cianjur memberikannya priviledge pada setiap hari Kamis jalan menuju tempat pengajian ditutup dan berubah jadi pasar. Fenomena ini hanya milik pengajian Bojongherang saja.

Magnit kesohoran pengajian Bojongherang mendatangkan banyak keuntungan bagi berbagai kalangan. Untuk pecinta belajar agama, mereka akan menemukan praktik belajar agama dengan metode ceramah. 

Bagi mereka yang menyukai kuliner, dapat menemukan makanan-makanan unik. Bagi penganggur mereka datang, dan menjadi copet. Merekalah yang mengotori kesakralan pengajian karena nafsu ingin kerja enteng tapi hasilnya banyak.

Pengajian Bojongherang perlu dilestarikan untuk mengenalkan sistem pengajian jenis 'bandung kuping' atau menyimak. Pengajian Kamisan yang memberikan kesempatan kepada setiap penyimak untuk menginterpretasi secara individu hasil simakannya. Kemerdekaan interpresi inilah, mungkin, yang menyebabkan pengajian Bojongherang tidak pernah kekurangan jamaah. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun