Menurut seorang penyuka Opak ketan, dia menyebutkan bahwa Opak ketan Sukabumi kualitasnya di bawah Opak Ketan Tasik. Opak ketan dari Tasik terasa lebih berisi, dia menggunakan kata 'hampos' untuk menggambarkan opak ketan yang kurang berisi.
Seusai pengajian, pengunjung dapat menikmati jajanan tradisional yang mungkin sudah tidak mudah ditemukan. Bermacam makanan tradisional yang dapat kembali dinikmati diantaranya: leupeut kacang, kupat, rangginang, dodongkal, talem, apem, mentok, putri noong, urab jagong, kulit, noga, geco, maranggi.Â
Bagi mereka yang membutuhkan peralatan rumah tangga mulai dari cocolek (sodet) sampai cot (ulekan) semua ada. Atau, yang menyukai fashion, berjejer baju-baju muslimah dilapak-lapak yang ditutup terpal plastik yang didirikan pada badan jalan.
Kekhasan pengajian Kamis Bojongherang Cianjur memberikannya priviledge pada setiap hari Kamis jalan menuju tempat pengajian ditutup dan berubah jadi pasar. Fenomena ini hanya milik pengajian Bojongherang saja.
Magnit kesohoran pengajian Bojongherang mendatangkan banyak keuntungan bagi berbagai kalangan. Untuk pecinta belajar agama, mereka akan menemukan praktik belajar agama dengan metode ceramah.Â
Bagi mereka yang menyukai kuliner, dapat menemukan makanan-makanan unik. Bagi penganggur mereka datang, dan menjadi copet. Merekalah yang mengotori kesakralan pengajian karena nafsu ingin kerja enteng tapi hasilnya banyak.
Pengajian Bojongherang perlu dilestarikan untuk mengenalkan sistem pengajian jenis 'bandung kuping' atau menyimak. Pengajian Kamisan yang memberikan kesempatan kepada setiap penyimak untuk menginterpretasi secara individu hasil simakannya. Kemerdekaan interpresi inilah, mungkin, yang menyebabkan pengajian Bojongherang tidak pernah kekurangan jamaah.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI