Pukul 21.00
Sedan hatchback putih itu memasuki parkiran apartemen. Diaz mengarahkannya ke tempat parkir yang lengang. Diaz turun lalu membukakan pintu mobil, Victoria keluar dari dalam mobil dan melangkah dengan lincah menuju bangunan apartemen. Tak lupa Victoria melempar senyum manis kearah Diaz.
Diaz menebar pandangan ke seluruh ruang apartemen milik Victoria. Ini kali pertama Diaz berkunjung kesini. Semuanya tertata rapi dan berkonsep. Beberapa foto terpajang dengan artistik di dinding dan beberapa tertata di credenza. Sofa merah modern yang berada di tengah ruangan seakan tegak menantang siapapun untuk mendudukinya. Diaz berjalan mendekat mengamati foto-foto tadi satu persatu. Kebanyakan foto-foto Victoria dalam berbagai pose nan cantik dan seksi. Beberapa ada foto-foto orang lain. Mungkin family atau sanak saudara.
"Hey, duduklah Diaz, aku mandi dan ganti baju dulu ya sebentar..." suara Victoria mengagetkan Diaz.
"Oke Vic,..." jawab Diaz singkat lalu duduk di sofa merah tadi.
Victoria pun berlalu. Tak lama terdengar suara air mengucur dari shower.
Diaz belum lama mengenal Victoria. Wanita lajang 29 tahun cantik nan atraktif itu baru lima bulan bergabung di agensi periklanan tempatnya bekerja sebagai Senior Creative Director. Posturnya tinggi semampai berleher jenjang, hidungnya mancung dan pandai berdandan. Sungguh tampilan wanita yang sempurna menawan. Konon Victoria jebolan sekolah desain terkenal di luar negeri. Victoria memang smart dan kreatif. Beberapa iklan pemenang award di Thailand adalah hasil kerja Victoria. Diaz senang bekerja sama dengannya membahas konsep kreatif iklan-iklan yang akan mereka garap. Bahkan saking asiknya brainstorming bersama, tak jarang Diaz dan Victoria berada di kantor sampai larut malam. Atau membahas pekerjaan kantor sambil nongkrong di coffee shop.
Sudah sebulan ini Diaz selalu pulang ke rumah di atas pukul sepuluh-sebelas malam. Diaz seakan tidak peduli dengan Amelia istrinya dan Angel sang buah hati yang baru berusia satu tahun yang selalu menunggunya di rumah. Diaz larut dalam keasikkan kerjanya bersama Victoria. Tak jarang hari Sabtu atau Minggu pun Diaz pergi keluar menemui Victoria untuk makan siang berdua sambil membahas pekerjaan. Rekan-rekan kantorpun mulai kasak kusuk soal kedekatan mereka.
Pukul 21.18
Victoria keluar dari kamar, wangi tubuhnya memenuhi atmosfer ruangan. Rambutnya yang panjang kecoklatan tergerai sedikit acak-acakan. Bibirnya bersaput tipis lipstick warna coklat nude. Victoria mengenakan tank top hijau tentara berbahan katun halus. Belahan dadanya indah mengintip dari sana. Diaz memperbaiki posisi duduknya menghadap wanita seksi itu.
"Well...kamu mau minum apa dulu nih?" Victoria membuka percakapan.