Zaman saya SD-SMA di abad 20, urusan pendidikan anak mulai akademik, budi pekerti, agama, sampai olahraga diserahkan ke sekolah. Orang tua taunya beres. Tidak heran kalau jaman dulu sering kita dengar orang tua bilang, "Udah disekolahin mahal-mahal malah jadi anak nakal. Mau jadi kamu gede nanti?"
Sekarang sudah abad 21, saatnya orang tua terlibat dalam pendidikan anak, utamanya karena anak pertama kali berinteraksi dan mendapat contoh dari orang tuanya. Saat masuk sekolah, barulah dia berinteraksi dan dapat pengajaran dari guru. Karena itulah sinergi guru, murid, dan orang tua penting untuk mencapai pendidikan bermutu, sebab hal itu bukan cuma tanggung jawab sekolah, melainkan semua pihak.
Kalau dipikir, lucu juga, ya, tadinya kita bilang ke anak-anak, "Jangan kebanyakan main HP, nanti sakit mata, jadi pemalas bla...bla.." Eh, ternyata ada ekskul yang bisa mensinergikan antara orang tua dan sekolah. Tadinya orang tua khawatir belajar anak terganggu karena main HP melulu, dengan adanya ekstrakurikuler content creator bisa banyak mengarahkan ke hal positif.
Dengan begitu, ponsel tidak lagi pengganggu, melainkan alat untuk mendukung proses-belajar mengajar. Anak jadi lebih positif dan termotivasi di bidang akademik maupun non-akademik. Mereka pun akan siap hadapi tantangan abad 21 dengan gemilang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
