Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Other-Race Effect dan Penyebab Kesamaan Muka Orang Korea

5 Januari 2023   15:48 Diperbarui: 5 Januari 2023   20:11 1796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peach makeup look atau riasan wajah dengan nuansa krem merona menjadi tampilan wajah yang selalu diminati di Korea Selatan, karena terlihat sederhana namun segar dan glowing.(DOK BNB)

Saya salah satu dari sedikit orang yang menganggap muka orang Korea (Selatan) sama semua. Karena itu saya sering kesulitan membedakan wajah para bintang drakor, kecuali Song Joong-ki.

Ketidakmampuan saya membedakan wajah tiap pemeran di sinema Korea pernah dikritik eks teman sekolah karena saya sama sekali tidak tahu siapa saja aktor dan aktris yang main di Space Sweepers selain Song Joong-ki. Saya bilang, "Habis mukanya sama semua."

Lalu teman saya dengan ngototnya bilang kalau muka orang Korea itu mudah dibedakan dari orang Jepang dan Tiongkok, apalagi sesama Korea, gampang banget bedainnya!

Hoo, sejujurnya saya juga belum fasih membedakan mana orang Jepang, mana Tiongkok, mana Korea. Cuma bisa bedain orang Singapura, karena pernah tinggal di sana.

Padahal profesor psikologi dan pengembangan manusia dari Kent State University Daniel Levin menegaskan kalau psikologi kognitif telah menunjukkan fakta bahwa wajah manusia tidak ada yang sama. Mereka berbeda satu sama lain dalam hal fitur spesifik seperti lebar, panjang, ukuran hidung, dan warna mata.

Ilustrasi other-race effect dan kesulitan mengenali wajah orang dari ras lain | debuglies.com
Ilustrasi other-race effect dan kesulitan mengenali wajah orang dari ras lain | debuglies.com
Akan tetapi, bukan tanpa sebab saya berpandangan kalau orang Korea mukanya sama semua. 

Pertama, saya menyukai film dari berbagai negara dan tidak pernah fanatik menyukai film Korea saja, Hollywood saja, atau Indonesia saja. Muka bintang film India pun saya anggap sama semua, kecuali Shah Rukh Khan.

Kedua, ternyata ada alasan ilmiah kenapa ada orang berpikiran muka orang Korea semuanya sama. Hal ini juga terjadi pada orang Afrika yang menganggap muka orang Eropa sama semua.

Other-Race Effect

Kesulitan membedakan wajah antar-orang dari ras yang berbeda ini namanya other-race effect atau dikenal juga dengan istilah the own-race bias. 

Forbes memuat kalau istilah ini muncul sebagai celah psikologis dan telah dipelajari selama beberapa dekade sejak imigrasi massal antarbenua dimulai.

Munculnya other-race effect terjadi karena kita umumnya menghabiskan lebih banyak waktu melihat dan berinteraksi dengan orang-orang dari ras kita sendiri. Dari situlah kemudian memunculkan "kepiawaian perseptual" terhadap karakteristik orang yang mirip dengan kita.

Perseptual adalah sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan untuk menafsirkan atau menyadari sesuatu melalui indera. Contoh dari "kepiawaian perseptual" bisa dilihat dari persepsi orang Barat dan orang Afrika.

Orang Barat punya variabilitas warna rambut yang beragam, karena itu mereka mungkin cenderung membedakan ras lain dari warna rambutnya. Sementara itu orang Afrika punya variabilitas warna kulit yang berlainan, sehingga amat mungkin secara naluriah mereka melihat warna kulit lebih dulu untuk membedakan ras lain.

Sebenarnya tidak usah jauh-jauh sampai ke Afrika, other-race effect sering menghinggapi kita yang tinggal di pulau Jawa. Kita sering menganggap orang Papua mukanya sama semua, ya, kan?

Walaupun Papua bagian dari Indonesia dan bersaudara setanah air dengan kita, orang Papua termasuk dalam ras Melanesia atau Melanesoid. 

Ras Melanesia juga merupakan nenek moyang orang Indonesia yang berras Malayan-Mongoloid. Karena beda ras maka tidak heran kalau ada diantara kita yang melihat muka-orang-Papua-kok-sama-semua ya.

Apakah orang yang mengalami other-race effect berarti rasis?

Profesor Lawrence White dari Beloit College mengatakan bahwa studi telah membuktikan bahwa sikap rasis justru tidak ada hubungannya dengan orang yang mengalami other-race effect. Sikap rasis berasal dari pemikiran, bukan hasil dari visual.

Sebuah studi yang melibatkan 40 partisipan mengungkap bahwa orang dari suatu ras lebih benar tiap kali mengidentifikasi tersangka dari ras mereka sendiri. 

Maksudnya, bila ada saksi kejahatan dan dia diminta mengindentifikasi tersangka lalu dia disodorkan beberapa tersangka yang berlainan ras, dia akan memilih tersangka dari rasnya sendiri. Ndilalah, tersangka dari rasnya sendiri itulah yang memang pelaku kejahatan.

Namun hal berbeda datang dari psikolog forensik Dr. Van Golde yang bekerja sama dengan para mahasiswa dalam Sydney Exoneration Project, seperti yang dimuat ABC Australia. Menurut Van Golde other-race effect justru berpotensi menciptakan masalah hukum.

Kalau kita punya masalah atau dapat tindak kriminal dari ras lain, kita bisa salah mengidentifikasi pelaku hanya karena orang yang kita tuduh itu berasal dari ras yang sama seperti si pelaku asli. 

Kalau begitu orang Korea mukanya kelihatan sama sebabnya karena kita mengalami other-race effect, bukan karena kita rasis atau menganggap mereka sama-sama operasi plastik? 

Wajah yang Sama dari Standar Kecantikan Korea

Penyanyi kondang yang juga ahli bedah plastik dr. Teuku Adifitrian, Sp.BP-RE atau lebih dikenal dengan nama Tompi, dalam wawancara dengan suara.com, mengatakan kalau wajah orang Korea terlihat sama karena berhubungan dengan template bedah plastik di negeri ginseng tersebut.

Dikatakan Tompi kalau dokter di Korea sudah punya topografi wajah. Mereka sudah punya ukuran cantik berdasarkan jarak ukur antarmata, lebar bola mata,  jarak mata ke hidung, jarak hidung ke bibir, dan lainnya yang sudah pakem. Jadi mereka tinggal mengerjakan sesuai pakem itu, makanya hasil dari bedah plastik itu tampak sama.

Finalis Miss Korea 2022 | Tangkapan layar akun Instagram @misskorea_official
Finalis Miss Korea 2022 | Tangkapan layar akun Instagram @misskorea_official

Apa yang dikatakan Tompi tampak ada benarnya. Pada laporan lawas yang dimuat Business Insider tahun 2018 menyebut Korea Selatan sebagai ibu kota operasi plastik dunia dengan tingkat operasi kosmetik hampir 1 juta prosedur setahun. Orang dari segala penjuru dunia datang Korea untuk melakukan bedah plastik.

Yang dilaporkan Business Insider lima tahun lalu tidak jauh berbeda dengan apa yang dimuat pada World Population Review yang memasukkan Korea Selatan sebagai negara dengan operasi plastik terbanyak 2022.

Seoul Cosmetic Surgery juga menyebut kalau bedah plastik merupakan salah satu hadiah ulang tahun dan kelulusan paling umum yang diberikan orang tua ke anaknya. 

Foto: seoulcosmeticsurgery.com
Foto: seoulcosmeticsurgery.com

Indonesia juga sudah mengalami fenomena serba oplas ini, sebenarnya. Jangankan selebritas dan sosialita, operasi permak hidung, dagu, bibir, dan pipi sudah biasa di kalangan orang biasa, asal ada duitnya.

Di Jakarta, yang saya tahu, di sekitaran Jalan Ciniru, Jalan Ciranjang, dan Jalan Citayam di Kebayoran Baru ada klinik bedah kecantikan yang dokternya berkeahlian seperti dokter di Korea. Hasil operasi plastiknya mulus dan bagus. 

Buat saya yang mengalami other-race effect, muka orang Korea kelihatan sama semua karena bentuk wajah mereka semuanya oval dengan dagu lancip, hidung bercuping kecil yang tidak mancung, tapi juga tidak pesek, dan rahang yang tirus sementara prianya punya rahang persegi yang tegas namun tetap punya wajah yang cute.

Bagaimana supaya kita tidak kena other-race effect?

Jennifer L. Eberhardt dalam bukunya yang berjudul Biased menulis cara menghindari other-race effect. Salah satunya adalah sering punya pikiran positif tentang orang dari ras lain. Dengan begitu otak kita akan terstimulasi untuk melihat wajah ras lain secara seksama dan menemukan perbedaan diantara ras itu sendiri.

Kedua, rajin berinteraksi dengan ras lain. Pemandu wisata. anak-anak yang belajar di sekolah internasional, dan digital nomad cenderung tidak punya masalah other-race effect karena mereka terbiasa berinteraksi dengan orang dari ras lain.

Ketiga, kalau nonton film asing, entah itu Korea, Bollywood, Holywood, atau Tiongkok, perhatian baik-baik wajah dan nama para pemainnya, jangan cuma lihat adegannya saja, ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun