Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Efek Menjadi Anak Emas

6 November 2022   16:43 Diperbarui: 8 November 2022   17:02 1800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang egois | sumber: pixabay/RosZie

Ketiga, merasa malu dan terbebani karena merasa status itu membuatnya dijauhkan dengan rekan-rekannya.

Berdasarkan studi yang dilansir Psychology Today, orang yang membusungkan dada dan menindas orang lain ketika jadi anak emas merupakan hasil dari pola asuh orang tua yang terlalu memanjakannya di masa kecil. Hal itu membuat anak tidak tahu cara bersikap baik pada orang lain karena rasa simpati dan empatinya tidak terbangun.

Faktor Seseorang Menganakemaskan Orang Lain

Di lingkaran keluarga suami saya ada laki-laki yang oleh kerabat lain disebut menantu emas. Secara kodrat, laki-laki bertanggung jawab sebagai pencari nafkah, tapi si menantu emas jangankan mencari nafkah, makan-minum sampai rokok pun disediakan oleh istri dan mertuanya.

Alih-alih berusaha mencari nafkah, si menantu emas makin sering menakuti-nakuti mertua dengan bualannya tentang ilmu gaib yang dikuasainya dan seberapa besar dia bisa berkomunikasi dengan malaikat.

Rasa takut yang selalu dihembuskan kepada mertuanya, yang kebetulan berpendidikan rendah, itu membuat si laki-laki jadi anak emas. Para tetangga yang melaporkan hal buruk tentang menantu akan ditentang habis-habisan oleh sang istri dan mertua.

Hal sama rupanya dialami juga oleh sang wali kelas yang menganakemaskan si anak badung, yaitu takut.

Wali kelas merasa segan, takut, dan kuatir kalau si anak dihukum, ayah dan keluarga besar di anak akan marah dan tersinggung yang bisa berimbas buruk pada hubungan kekerabatan dua keluarga besar.

Sikap orang tua (dan keluarga besar) yang marah bila anak mereka dihukum atas kesalahannya lama-lama akan memupuk ketidakdewasaan pada si anak. Ketika besar dia akan mengalami spoiled child syndrome, seperti yang dialami si menantu emas.

Orang dewasa yang mengalami spoiled child syndrome akan bersikap egois, tidak peduli pada orang lain, dan tidak terima kalau keinginannya ditolak. 

Kalau tidak mewarisi nama besar orang tuanya dan punya harta warisan berlimpah, orang dewasa dengan spoiled child syndrome amat mungkin jadi bramacorah karena bila berbaur dengan kehidupan normal mereka cenderung selalu merugikan orang banyak.

Spoiled Child Syndrome

Kelakuan si anak emas yang sombong, memukul, dan menyontek teman adalah salah satu bibit spoiled child syndrome atau sindrom anak manja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun