Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bibit Bebet Bobot bagi Orang Jawa Bukan Hanya Jabatan, Keturunan, dan Harta yang Kasat Mata

15 Maret 2021   08:46 Diperbarui: 15 Maret 2021   09:52 1018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jodoh dari pixabay.com/mohamed_hassan

Simpelnya, lelaki penyuka clubbing akan "klik" dengan perempuan yang juga suka clubbing. Perempuan jebolan pondok pasti akan mencari lelaki yang pernah mondok pula, gak mungkin cari yang hedon. Itu saja sebenarnya sudah cukup kalau ingin nikah tanpa komitmen dan tanpa hak dan kewajiban yang seimbang antara suami-istri.

Pada zaman ini pemahaman bibit-bobot-bebet sudah bergeser dan tidak pas diterapkan baik oleh orang Jawa apalagi yang bukan Jawa. 

Dianggap bahwa yang bibitnya bagus kalau ganteng dan cantik dan berasal dari orang tua terpandang. Bobotnya dianggap bagus kalau gelar akademiknya berderet-deret padahal ijazahnya palsu. Bebetnya bagus kalau punya duit banyak padahal tidak jelas darimana asal-usul duit itu.

Last but not least, kalau ada lelaki atau perempuan yang menyatakan bahwa dia mencari orang kaya untuk dinikahi karena pertimbangan bibit-bobot-bebet, itu namanya materialistik, bukan mengikuti filosofi yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun